Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Razia Skincare dan Kosmetik Anak Sekolahan, Apa Perlu?

13 Agustus 2019   16:05 Diperbarui: 13 Agustus 2019   16:20 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai pengguna aktif sosial media Twitter, saya selalu mendapatkan banyak informasi baru di sana. Mulai dari Twitter please do your magic yang digunakan untuk membantu sesama, video-video lucu yang selanjutnya viral, ataupun Thread panjang soal pengalaman ataupun tips dan trik dari seseorang. Memang akhir-akhir ini twitter berada di puncak kejayaannya setelah beberapa tahun lalu sempat 'mati suri'.

Nah masih berhubungan dengan twitter, baru-baru ini saya melihat sesuatu yang cukup viral di sana hingga meraih ribuan retweet dan reply dari para netizen. Yang menjadi perhatian adalah adanya postingan seseorang yang memperlihatkan banyak kosmetik dan skincare yang disita oleh OSIS di sekolahnya.

Sebenarnya saya tidak begitu hapal ada produk jenis apa saja yang diposting di sana. Yang saya tahu di antaranya ada body lotion, pome, facial wash, sisir, cermin kecil, parfum, lipstik, dan masih banyak lagi. Salah satu sekolah yang sampai saat ini belum saya tahu tepatnya di mana, sepertinya sedang melakukan aksi razia terhadap kosmetik dan alat kecantikan lain yang dimiliki oleh muridnya.

Kebanyakan murid yang membawa peralatan seperti ini biasanya adalah perempuan. Mereka membawanya demi diri pribadi untuk menambah rasa percaya diri ketika bertemu orang sekitar. Hal ini pun membuat pro dan kontra dari masing-masing netizen.

Banyak yang menganggap bahwa apa yang dilakukan oleh pihak sekolah terlalu berlebihan hingga harus melakukan razia seperti itu. Beberapa netizen lain justru mengatakan bahwa yang berlebihan adalah muridnya, karena untuk apa pula membawa peralatan kecantikan ke sekolah. Kan ke sekolah harusnya untuk belajar, bukan untuk berlomba siapa yang paling cantik.

Ketika saya SMP (2007-2010) dan SMA (2010-2013), belum pernah rasanya ada razia seperti ini. Memang, beberapa siswi membawa peralatan kecantikan untuk menunjang penampilan. Saat itu pun produk skincare dan kosmetik belum seramai seperti sekarang ini. Brand-brand ternama kecantikan hanya sekilas lewat tanpa tahu fungsinya apa.

Tidak heran juga jika mendapati teman sekolah yang secara fisik sangat berbeda antara zaman dulu dan sekarang. Tentu hal tersebut dipengaruhi oleh perawatan wajah serta make up yang diaplikasikan pada wajahnya.

Seiring dengan perkembangan zaman di mana tempat kecantikan semakin lama semakin bertambah, lalu didukung dengan teknologi yang semakin canggih terutama dengan kehadiran sosial media seperti Instagram dan YouTube, menjadikan remaja sekolahan sudah tahu bagaimana cara merawat diri yang baik.

Kehadiran beauty vlogger pun menjadi panutan untuk mereka yang ingin memulai melakukan perawatan diri. Coba jika kita lihat sekitar 5-10 tahun lalu ketika internet dan sosial media belum menjamur seperti sekarang ini. Vlogger-vlogger pun belum banyak yang populer. Pengaplikasian perawatan wajah paling hanya terbatas pada iklan televisi ataupun majalah.

Maka dari itu, sebenarnya saya sudah tidak begitu heran apabila melihat kebanyakan remaja sudah mengerti bagaimana cara merawat diri dengan metode skincare ataupun lewat kosmetik. Jika pun peralatan kecantikan itu dibawa ke sekolah, sebaiknya sewajarnya saja. Tidak perlu sampai terlalu banyak. 

Dalam kasus di twitter tadi pun saya belum mengetahui pasti produk seperti apa yang rata-rata dibawa seorang murid, karena gambar yang terlihat pun sepertinya kumpulan dari semua barang yang telah dirazia.

Pendapat dari diri pribadi pun sebenarnya saya menganggap bahwa tindakan yang dilakukan oleh pihak sekolah, OSIS khususnya, tidak begitu tepat. Barang-barang seperti skincare dan kosmetik seharusnya menjadi barang milik pribadi yang tidak perlu orang tahu, apalagi sampai harus diambil secara paksa seperti itu.

Pihak sekolah pun tidak perlu membandingkan "anak zaman dulu" dengan"anak zaman sekarang", karena semuanya pasti telah berbeda seiring dengan perkembangan waktu. Namun jika memang apa yang dilakukan oleh para siswa terlalu berlebihan baik secara visual ataupun dari peralatan yang dibawa, maka boleh diperingatkan terlebih dahulu sebelum melakukan razia.

Untuk para siswa (siswi khususnya) sebaiknya membatasi apa yang seharusnya dibawa dan yang tidak perlu dibawa ke sekolah. Jika memang peralatan kecantikan yang harus dibawa bersifat primer maka silakan bawa. Namun jika justru itu bersifat sekunder bahkan tersier, ada baiknya lebih baik di simpan di rumah saja.

Hal yang viral di twitter ini pun sebenarnya belum ada kejelasan lebih lanjut lagi. Kita tidak tahu apakah OSIS yang melakukan razia tersebut telah memberi peringatan sebelumnya atau justru tidak. Kita pun belum tahu secara jelas bagaimana kelanjutan atau cerita di balik ini semua. Maka saya pun tidak mau mengomentari lebih jauh mana yang benar dan mana yang salah. Jadi, cobalah untuk melihat dari dua sisi, yaitu dari sisi siswa dan sisi sekolah. Nanti kalau salah, saya ikut viral lagi :(

Saya sendiri berharap dengan kasus ini yang sebenarnya baru saya lihat, pihak sekolah baik guru maupun OSIS, bisa lebih berkoordinasi dengan para muridnya agar tidak semakin salah paham yang berkepanjangan, terutama di mata netizen. 

Barang-barang yang diambil pun sebaiknya dikembalikan kembali pada pemiliknya, karena saya tahu ada beberapa yang pasti harganya cukup mahal. Kan sayang juga jika harus dibuang percuma.

Nah, kalau tanggapan Kompasianer sendiri bagaimana nih? Silakan share di kolom komentar ya :)

Sumber: Twitter 1 ; 

Perdebatan netizen - Twitter 2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun