Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Terjebak Friendzone, Antara Bertahan atau Lepaskan

24 Juni 2019   21:33 Diperbarui: 30 Juni 2019   21:08 1151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image by travelberries.com

Bertahan, Akan Ada Cerita Baru Di Balik Perjuangan Ini
Jika kamu adalah orang yang optimis dan merasa tertantang dengan hal baru, kemudian terjebak dengan situasi friendzone ini, maka bertahanlah. Perjuangkan perasaan ini hingga ada di titik akhir persahabatan. Tidak menutup kemungkinan bahwa si dia juga punya perasaan yang sama, kan? Apalagi kalian sudah menghabiskan banyak momen bersama. Bisa jadi ada serpihan rasa juga tumbuh dari dirinya.

Tapi, jangan lupakan soal kemungkinan terburuk. Cerita hidup tidak selalu sesuai dengan harapan. Jika pun ternyata dia tidak memiliki perasaan yang sama, hargailah keputusannya. Kita pun harus menyiapkan kemungkinan patah hati yang akan terjadi. Siap jatuh cinta, juga harus siap patah hati.

Percaya juga bahwa Tuhan telah mengatur hidup kita dengan rencana Indah-Nya. Entah itu untuk masalah rezeki hingga jodoh. Jikapun saat ini ternyata kalian belum bisa bersatu dalam ikatan yang lebih dari sekadar persahabatan, mungkin beberapa tahun ke depan akan ada cerita baru yang ternyata lebih indah. Asalkan tetap didasarkan pada doa serta usaha. Karena jodoh tidak datang dengan sendirinya, kan?

Lepaskan, Tetap Pendam Perasaan Ini
Dalam buku berjudul "Jika Kita Tidak Pernah Jatuh Cinta" karya Alvi Syahrin, terdapat salah satu bab yang cukup menarik bagi saya. Judul babnya adalah Risiko Jatuh Cinta Diam-Diam. Dikatakan bahwa jatuh cinta yang paling indah adalah jatuh cinta diam-diam.

Sejak awal, kamu sudah tahu tidak akan pernah bisa mengungkapkan ini. Kamu pun tahu kemungkinan kalian bersama amatlah tipis. Cepat atau lambat akan ada seseorang yang berdiri di sampingnya yang memandangnya dengan penuh cinta, dan dia memandang orang itu dengan pandangan yang sama. Kamu akan menghabiskan waktu sendiri melihat punggung mereka yang perlahan-lahan mengabur oleh air matamu. (Jika Kita Tidak Pernah Jatuh Cinta, halaman 26)

Jadi, dengan menyimpan rasa ini baik-baik, kamu sudah mempersiapkan patah hati di awal cerita. Sehingga ketika tahu bahwa dia tidak memiliki perasaan yang sama, kamu sudah terlatih untuk patah hati. Meskipun, hal ini tentu akan menyiksa karena dipaksa untuk terus memandam perasaan di setiap waktu ketika sedang bertemu ataupun berkomunikasi dengan si dia.

Tapi, harapan tetaplah harapan. Masih terus berharap bukanlah hal yang dilarang. Mungkin di balik semua ini pun, ada satu waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaan pada sahabat sendiri yang nantinya akan berbuah sebuah jawaban manis yang diharapkan.

Jadi, kamu ada di tim mana? Bertahan atau Lepaskan?

-Gilang Riyadi (yang pernah terjebak Friendzone 5 tahun), 2019-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun