"Sekarang kamu mau gimana?"
"Kakak pergi ke Jogja sekarang. Belajar biar cepat jadi sarjana. Tapi tolong, lupakan aku dan jangan hubungi aku lagi. Seenggaknya sampai aku siap untuk ketemu sama Kakak lagi."
"Aku nggak tahu bisa apa enggak, Fik. Tapi, aku akan mencoba..."
Bisa jadi, inilah pertemuan terakhir mereka. Dalam ramainya orang-orang yang memadati stasiun, langkah Azka perlahan menjauh dari tempat Rafika berdiri. Ia masuk ke salah satu gerbong kereta, sementara Rafika hanya bisa menatapnya dari jauh.
Pergilah... Menghilang sajalah, lagi...
Kereta berangkat. Rafika berbalik arah dan segera menjauh dari sana. Ia yakin, ini adalah jalan terbaik untuk dirinya maupun Azka.
Margo dan Aul muncul dari kejauhan tanpa sepengetahuan Rafika sebelumnya. Rafika berlari, lalu memeluk keduanya erat sambil meneteskan air mata yang dari tadi ditahannya.
"Thanks, guys. Untung kalian di sini."