Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | "Playlist 04, 1000 Tahun Lamanya"

13 Mei 2018   19:45 Diperbarui: 13 Mei 2018   21:24 713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lima menit sebelumnya aku baru menurunkan penumpang di Jalan Cipaganti. Sekarang, mobil yang kukendarai terparkir di pinggir jalan, lebih tepatnya di depan salah satu rumah makan sederhana. Tidak perlu menunggu waktu lama, ada notifikasi yang mengharuskan aku mengambil penumpang baru. Jalan Cihampelas. Oke, tidak terlalu jauh. Hanya perlu memutar jalan sedikit.

Radio yang kuputar akhirnya selesai memutar lagu Raisa --Terjebak Nostalgia. Kali ini si penyiar radio sibuk membacakan pesan masuk yang berisi curhatan, salam-salam, atau sekadar untuk me-request sebuah lagu. Sambil mendengarkan, aku melajukan mobil ke jalan yang dimaksud.

Aku sampai di Jalan Cihampelas dalam waktu tidak lebih dari 10 menit, tepatnya di sebuah mal besar yang terletak di sebelah kiri jalan. Seorang perempuan berusia 30 tahunan yang menjadi penumpangku langsung masuk tanpa aba-aba ketika mobil berhenti. Dia duduk di depan, persis di sebelahku.

"Mas Aditya, kan?" katanya memastikan.

"Iya," jawabku singkat sambil membenarkan kacamata yang kurang pas, kemudian mulai mengendarai mobil ke tempat yang dituju oleh penumpang ini.

"Nah, kawan-kawan, kali ini kita akan membacakan pesan dari salah satu pendengar kita. Namanya Rasta. Dia titip salam untuk mantan pacarnya yang sekarang udah pindah ke luar kota. Isi pesannya gini guys. Udah dua tahun sejak kita memutuskan berpisah. Semakin hari kita nggak tahu kabar masing-masing..."

"Apaan sih ini, nggak penting," kataku sambil mengganti siaran radio. Tapi, perempuan itu langsung menghempas tanganku pelan, lalu mengembalikan acara membaca pesan itu dengan saksama.

"... Aku cuma berharap kamu akan dipertemukan oleh orang yang benar-benar pas yang bisa menjaga diri kamu di masa depan. Namun, jika orang tersebut kembali pada diriku, maka kita bisa mengulang kembali kisah ini dari awal."

Aku sempat melirik wajah perempuan ini. Ada tatapan kehilangan yang kutangkap dari matanya. Entah itu rindu, cinta, kehilangan, ataupun semuanya yang melebur jadi satu.

"... Jadi Rasta ini mau request lagu Tulus yang berjudul Seribu Tahun Lamanya. Spesial untuk kamu, umumnya untuk kalian para pendengar. Baiklah, tanpa menunggu waktu lebih lama lagi, kita akan putar lagu yang diinginkan Rasta. Enjoy, guys!"

Intro musik jaz yang menenangkan mulai terdengar mengisi keheningan. Perempuan ini, yang kutahu namanya Filia, membesarkan sedikit volume setelah sebelumnya meminta izin kepadaku. Aku hanya mengiyakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun