Mohon tunggu...
Gilang Ramadhan
Gilang Ramadhan Mohon Tunggu... Penulis - Bachelor of Education in Indonesian Language and Literature, Indraprasta University, Jakarta

Omon-omon puisi dan sekenanya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kota yang Berderak

12 Januari 2025   20:18 Diperbarui: 12 Januari 2025   20:18 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Lalu Lintas Kota. Sumber: Pexels.com/El Jusuf

Kamu memandangku,  
wajahmu memantulkan cahaya dari papan reklame yang berkedip.  
"Mungkin ini bukan soal gangguan," katamu
"mungkin ini cuma caranya kota ini bernapas."
Aku terdiam,  
seperti lampu merah yang lupa berganti hijau.  
Dan dalam udara malam yang lengket,  
di antara debu dan cahaya yang patah,  
aku merasa segalanya,  
untuk sesaat,  
berhenti.

Jakarta, 2025

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun