kau adalah tiang lampu yang dirubungi masa lalu,
soket terbakar, cahaya tersendat-sendat.
Aku membuka pintu, menatapmu:
bukan batu, bukan dingin,
tetapi api kecil dalam gelap yang tak henti mencari udara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!