1
Di sudut jalan yang dingin, ada lampu neon
berkedip seperti napas terakhir tahun yang berlari:
warna merah dan biru saling bertaut,
seperti janji yang tak sempat ditepati.
Aku melihat bayangan menggigil, membelai
dinding batu bata yang retak, seolah mencari
kehangatan di sela retakan itu.
2
Angin malam membawa suara kembang api,
meledak di udara seperti petir
yang terlalu lelah mengancam.
Jalanan menjadi sajadah sementara,
bekas hujan memantulkan wajah orang-orang
yang tak punya tempat pulang. Di sana,
tahun baru menggulung dirinya sendiri
seperti poster yang terlepas dari dinding.
3
Di pintu kontrakan, kau berdiri,
berlumur bayangan dan kebisingan kota.
Kau bukan serigala jantan,
kau adalah tiang lampu yang dirubungi masa lalu,
soket terbakar, cahaya tersendat-sendat.
Aku membuka pintu, menatapmu:
bukan batu, bukan dingin,
tetapi api kecil dalam gelap yang tak henti mencari udara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H