yang berdetak malas.
Langit membuka matanya,
namun hanya menyuguhkan pagi,
bukan besok yang kutunggu.
"Lihat," kata seseorang,
menunjuk bayangan. "Besok itu seperti itu,
selalu ada, tapi tak pernah bisa kau tangkap."
Aku tertawa kecil, pahit rasanya.
Kini aku tahu: besok hanya nama lain
untuk harapan, ilusi yang kita pelihara
agar tak jatuh dalam jurang putus asa.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!