Mohon tunggu...
Gilang Ramadhan
Gilang Ramadhan Mohon Tunggu... Penulis - Bachelor of Education in Indonesian Language and Literature, Indraprasta University, Jakarta

Kadang menulis prosa, tapi lebih sering puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jalan Pulang

26 November 2024   21:02 Diperbarui: 26 November 2024   21:34 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan. Sumber: Unsplash/Mihail Ilchov

(1)

Menyusuri jalan pulang yang berliku,

kita berhenti di tikungan-tikungan waktu,

mencari tanda, potongan peta,

jejak langkah yang tak pernah bulat.

Kisah-kisah tua, setengah nyata,

menjadi jembatan yang kita bangun bersama,

seolah dunia ini pernah rapi,

meski hanya dalam ingatan.

(2)

Malam ini, kota membeku dalam ketenangan,

cahaya dari rumah-rumah kecil

seperti garis tipis di kanvas malam.

Anak-anak di mobil bertanya,

"Adakah kisah yang lebih gelap dari kota ini?"

Dan aku bercerita tentang mimpi,

di mana suara yang pernah kucintai

memintaku jangan takut pada kesendirian.

(3)

Mereka mendengar, tangan kecil menyisir

permukaan kaca, mencoba merasakan rahasia

yang lembap oleh embun malam hari.

Mobil bergoyang, seolah menjawab.

Langit malam diam, hanya memantulkan

apa yang tak terucap. Ketakutan adalah bayangan

yang tumbuh dari cinta.

(4)

Kita selalu kembali ke sana,

ke percakapan-percakapan yang terputus,

ke harapan yang memudar bersama umur.

Pulang bukan soal jarak, tapi apa yang kita bawa

dari masa lalu yang tak pernah utuh.

Dan di setiap remang malam,

ada cahaya kecil yang menyelinap di sela ranting.

(5)

Dan sekarang kita di sini, mengambang

di atas sesuatu yang gelap dan dalam,

air yang tahu lebih banyak daripada yang ingin kita pahami.

Perahu ini goyah, tapi bukankah itu hidup?

Cerita yang kita sampaikan memandu kita,

perlahan, menemukan jalan pulang yang baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun