Mohon tunggu...
Gilang Ramadhan
Gilang Ramadhan Mohon Tunggu... Penulis - Bachelor of Education in Indonesian Language and Literature, Indraprasta University, Jakarta

Omon-omon puisi dan sekenanya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Labirin Batu

24 November 2024   14:00 Diperbarui: 24 November 2024   14:02 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Kemacetan Lalu Lintas Kota. (Sumber: Pexels/Pixabay)

3

Di balik bayang-bayang, aku tahu dia ada,

seperti aku tahu darahku masih hangat.

Dia, pengembara yang haus, menanti, seperti aku

menanti: dua takdir yang saling memangsa.

4

Tembok ini mengelilingiku,

seperti jaring laba-laba yang tahu kapan

memeluk dan kapan melepaskan.

Langkahku berat, tapi aku terus,

karena diam berarti tunduk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun