Mohon tunggu...
Gilang Nugraha
Gilang Nugraha Mohon Tunggu... Freelancer - Jr. Content Writer

untuk mendukung silahkan donasi di https://saweria.co/Gilangn isi konten Harian

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Solitude Part 3 Episode Rayu

18 April 2022   17:00 Diperbarui: 18 April 2022   17:02 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Solitude part 4 episode Rayu

360 hari sudah aku sudah berpisah dengan Rayu handphone di genggamanku masih terasa sepi tanpa adanya lagi kabar darinya, Galfi yang semenjak hari pertama berpisah setelah menjalani cerita selama 4 tahun itu masih menjadi orang yang selalu mengecek kontak Rayu baik status, foto dan cerita sosial medianya.

"Memang pada saat itu aku yang berniat baik untuk tidak lagi berkomunikasi  setelah dia memilih untuk tidak lagi menjalankan hubungan dengan diriku". Gumam galfi dalam hati

Aku semata-mata melakukan itu karena untukku posisi ideal Rayu pada saat ini adalah disisiku bukan didepan dan bukan dibelakang maka dari itu istilah mantan jadi teman tidak mungkin aku terapkan kepadanya. Karena didalam hatiku posisi dirinya tetaplah ditempat yang sama perbedaannya hanyalah sekarang dirinya tidak lagi ada dihidupku.

Untuk Galfi yang sebenarnya seseorang yang penurut semenjak dirinya kecil dan menjadi seorang yang sangat patuh pada peraturan, merasa kebebasan yang ia miliki sekarang adalah hal yang sangat membosankan. "Bebas apanya ini sih terlalu tanpa batas" . ucap Galfi sembari melihat pemandangan di jendela kamarnya.

Seketika dirinya ingat bagaimana senyum terbaik yang pernah dirinya dapatkan dari Rayu namun sepertinya hal itu sekarang adalah hal yang bisa diketahui oleh banyak orang setelah Rayu yang seringkali memposting foto dirinya di sosial medianya.

Galfi adalah seseorang yang selalu memposisikan dirinya untuk menjadi orang yang berbeda dari orang lain termasuk senyum Rayu yang sudah tidak hanya untuk dirinya lagi. Dia memilih untuk merindukan hal yang terbilang sulit untuk dirindukan orang lain, muka marah Rayu, muka bete Rayu , cerewetnya Rayu tentang penampilan Galfi. Ya dari hal ini Galfi mulai merindukan Rayu tapi dirinya juga takut hal-hal yang dirinya rindukan dari Rayu justru sudah tidak lagi ada di dirinya, semakin dewasanya umur Rayu. "aku tau dia bisa lebih bijaksana dalam bersikap sekarang" hal itu dirasakan Galfi setelah melihat beberapa status Rayu yang mulai memiliki gaya make-up yang lebih dewasa sekarang.

Galfi sekarang mengalihkan pandangannya ke garasi rumahnya, Mobil jazz hitam yang selalu menemani hubungan mereka berdua pun sekarang hanya menjadi mobil yang tidak lagi merasakan kehangatan sosok Rayu yang selalu ceria pada saat dulu dirinya bertemu dengan Galfi, sambil beranjak dari kamarnya. 

Galfi mulai mengelap mobilnya seraya berkata dalam hati, "terimakasih sudah menemaniku selama ini ya , tapi seperti Rayu mungkin bulan depan dirimu sudah harus memiliki tempat yang lebih luas dibandingkan aku, dan aku pun butuh teman baru untuk menemani jalanku didepan. Ucap Galfi kepada mobilnya,

Sebulan kemudian Galfi pun mengambil tabungan yang sudah ia rencanakan untuk menikahi Rayu. dirinya pun pergi ke dealer mobil dan melihat mobil hatchback hitam keluaran terbaru Galfi yang tidak terlalu selektif dalam memilih sesuatu akhirnya memutuskan untuk membeli mobil itu. 

Untuk dirinya tabungan untuk hal seperti itu haruslah bertujuan , dan Galfi yang sangat penganut teori runut merasa jika mau menabung untuk menikah ya harus ada pasangannya dulu lah. Ucap Galfi kepada Mama, mama pun yang tahu seberapa dalam dan sulitnya Galfi pada akhir hubungan ini lebih memilih untuk tidak banyak bicara, Mama tau bahwa Galfi bukanlah orang yang independen dalam menentukan pilihan termasuk membeli hal-hal yang ia butuhkan namun untuk sekarang Mama mencoba mengerti posisi Galfi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun