Mohon tunggu...
Gilang Febriano Putra
Gilang Febriano Putra Mohon Tunggu... Seniman - Film Director

Gilang Febriano Putra adalah seorang sutradara, penulis, untuk beberapa iklan, film pendek, dan tvc. Ia lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat dan dibesarkan di sebuah desa tepian danau Maninjau. Ia pernah kuliah di salah satu Institut Seni dengan jurusan Telvisi dan Film, karya dokumenter pendeknya pernah diputar pada event Youth Asian Film Exhibition, Guangzhou, Cina.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Minang Film Festival #4 Kreativitas dalam Keterbatasan

20 Oktober 2020   16:12 Diperbarui: 20 Oktober 2020   16:24 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kegiatan tahunan Prodi Televisi dan Film yang bernama "Minang Film Festival" ini sudah memasuki usianya yang ke 4 tahun. Pembelajaran dan pembenahan terus dilakukan dalam penyelenggaraan kegiatan ini setelah mendapatkan hasil evaluasi. 

Beberapa kesimpulan dari hasil evaluasi tersebut adalah tercapainya beberapa target kegiatan yang bertujuan untuk mendorong kreatifitas dan geliat komunitas-komunitas film pendek pelajar di Sumatra Barat.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Minang Film Festival selalu mencoba memberikan wawasan tentang film sebagai bentuk penyebaran kebudayaan. 

Untuk tahun ini Minang Film Festival memberikan semangat untuk tetap berkarya dalam kondisi yang penuh keterbatasan sekalipun. Tujuan itu kemudian dituangkan dalam sebuah tema tentang kemandirian dalam berkarya. 

Tema tahun ini dengan menggunakan kata filosofis dari pepatah Minang, yaitu "Indak Kayu Janjang Dikapiang". Pepatah yang menunjukan semangat untuk bertahan dari keterbatasan dengan kreativitas untuk mencari solusi terhadap satu masalah yang ingin diselesaikan.

Festival tahun ini diharapkan dapat memberi semangat berkarya di masa pandemic yang penuh keterbatasan ini. Kegiatan ini tetap berkeinginan untuk membangun geliat serta ekosistem perfilman di Indonesia melalui budaya lokal. 

Gagasan yang kami buat ini sebagai bentuk semangat untuk tetap mendukung perfilman Indonesia dimasa-masa yang penuh keterbatasan karena pandemic covid19 ini.

Dengan misi kegiatan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan berkreatifitas melalui media film serta berkontribusi dalam usaha memajukan dunia perfilman Indonesia dengan membangun ekosistem yang baik, Minang film festival menjadi ruang bersilaturahmi, belajar bersama, sekaligus ruang berekspresi dengan memanfaatkan media film sebagai bagian dari bentuk kegiatan positif generasi muda, walaupun kondisi saat ini memaksa kita melakukannya secara daring, tetapi upaya menjaga semangat berkreatifitas selalu dikedepankan.

Minang Film Festival #4 tahun ini mencoba merespon fenomena yang terjadi di banyak sendi kehidupan kita. Keterbatasan dimasa pandemi covid19 menjadi sebuah peristiwa yang banyak merubah budaya-budaya yang pernah ada, termasuk budaya dalam berkreatifitas. 

Keterbatasan dalam perspektif lain dilihat sebagai sebuah pemicu kreativitas dalam mencari solusi. Semangat kreativitas dalam mencari solusi-solusi harus tetap ada dalam diri kita sebagai individu dalam berkarya dan juga hal ini dapat dimaknai kreativitas dalam dunia penciptaan karya-karya film lokal. 

Kehidupan bersinergi berbagai lini dalam perfilman mulai dari kelompok-kelompok produksi, kelompok-kelompok distribusi dan kelompok-kelompok diskusi harus dapat saling bekerjasama untuk menjadikan perfilman lokal mampu berkontribusi pada level nasional atau internasional. Semangat ini kami gambarkan melalui kalimat yang menjadi tema acara: "Indak Kayu Janjang Dikapiang".

Dengan tema tersebut diharapkan para peserta yang mengikuti kegiatan ini, khususnya para pelajar dapat mendapatkan pengetahuan serta menambah wawasan lebih luas. 

Minang Film Festival akan mengadakan kompetisi film pendek tingkat pelajar dari tanggal 17 Oktober--14 November 2019 dan informasinya bisa dilihat di akun instagram official Minang Film Festival (minangfilmfest) atau di tautan bit.ly/miffest4

Beberapa program yang telah direncanakan pada Minang film festival kali ini adalah diskusi, seminar, masterclass, juree talks, pemutaran film nominasi dan pemutaran film penggalangan dana serta malam penganugrahan film pendek tingkat pelajar se-Indonesia. 

Rangkaian acara diawali pada tanggal 17 Oktober 2019 berupa acara pembukaan secara resmi Minang Film Festival oleh Rektor Institut Seni Indonesia Padangpanjang, Bapak Prof. Dr. H. Novesar Jamarun, MS. 

Dan juga diisi oleh hiburan yang memiliki nilai budaya minang, diantara nya adalah Orkes Taman Bunga, sebuah grup musik yang membawakan orkes dengan sentuhan irama-irama melayu dan berbahasa Minang, Tari Minang dan Saluang khas tradisi Minangkabau. 

Kemudian kegiatan lainnya adalah diskusi dan workshop bersama bersama beberapa praktisi yang dikemas pada program Masterclass, Acara utama akan diadakan pada tanggal 14 November 2019 yang dilakukan secara daring. 

Hari itu akan berlangsung dua kegiatan berkesinambungan, Seminar dan malam penganugrahan menghadirkan narasumber Seminar Ifa Isfansyah seorang produser yang sudah ternama baik di level nasional maupun internasional. 

Ifa menjadi memiliki pengalaman sebagai sutradara dan produser yang mumpuni, debut karirnya terkahir adalah memenangkan piala citra sebagai produser pada film panjang terbaik di FFI 2019. 

Narasumber lainnya adalah Greg Arya yang juga sudah malang melintang sebagai penyunting film, Greg juga mendapatkan penghargaan piala citra di FFI 2019 sebagai penyunting film terbaik.

Minang Film Festival akan memilih film-film terbaik melalui penjurian yang dilakukan oleh Greg Arya (editor film) dan Ifa Isfansyah (sutradara dan produser film) serta Hery Sasongko M.Sn (Ketua Prodi televisi dan Film, ISI Padangpanjang) Minang Film Festival akan memberikan 6 penghargaan, yaitu Siriah Gadang Award yang akan dipilih berdasarkan ide cerita yang baru dan menarik, Kaluak Paku Award yang berdasarkan penilaian sinematik film terbaik, Tampuak Manggih Award dengan berdasarkan naratif terbaik, Pucuak Rabuang Award dengan penilaian film dengan pesan inspiratif, Bungo Lado Award film terbaik pilihan dewan juri, dan yang terakhir adalah nominasi Saluak Laka Award, pemenang kategori ini dipilih dengan penilaian dari Tokoh yang dipilih oleh tim Minang Film Festival tahun ini.

Tahun-tahun sebelumnya Minang Film Festival hanya membuat kompetisi dengan mengumpulkkan karya film, tetapi tahun ini Minang Film festival mencoba hal baru dalam kompetisi. 

Karya film yang di kumpulkan adalah karya baru yang di produksi dengan syarat yang di tentukan oleh panitia dan dengan batasan waktu produksi yang diberikan, dengan konsep ini, Minang Film Festival mencoba memberikan tantangan baru sekaligus mengasah dan belajar bersama untuk berkarya dengan baik dari hasil mentoring pada program-program yang harus di ikuti oleh peserta. 

Diharapkan tidak hanya antusias yang akan semakin tinggi, tetapi Minang Film Festival juga dapat menjadi salah satu ajang festival film pelajar yang mampu berkontribusi memberikan pengetahuan dan menciptakan ekosistem perfilman Indonesia menjadi semakin baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun