Selanjutnya permasalahan regenerasi yang terhambat.
Persipura Jayapura saat itu masih mengandalkan pemain lokal lama mereka. Seperti Ricardo Salampessy, Nelson Alom, serta Ian Kabes, dan lain sebagainya.
Lalu, ada satu pemain muda penting Persipura yaitu Ramai Rumakiek. Namun sayang, ia harus absen karena harus membela Timnas Indonesia. Selain itu, menyisakan pemain yang kurang berpengalaman di kasta tertinggi.
Serta salah satu pemain yang mencuri perhatian disaat ia bermain di PON Tahun 2020 Papua, yaitu Ricky Cawor. Ricky Cawor direkrut karna statusnya sebagai “Top Skor” pada kompetisi PON saat itu. Tapi sayang, regenerasi seakan semakin terhambat. Skuat utama masih dihuni oleh pemain yang sudah menua.
Berikutnya yaitu dari segi perekrutan pemain yang kurang baik.
Untuk permasalahan ini menjadi faktor hal biasa disetiap klub, yaitu rekrut pemain yang kurang baik. Pada saat kompetisi, Persipura tidak mendapatkan amunisi terbaiknya untuk menaikkan hawa bermain di lapangan.
Selain itu, Persipura mengganti pelatihnya. Sebelum Liga dimulai, Persipura mendatangkan Jacksen Tiago sebagai nahkoda di awal kompetisi. Namun seiring dengan tren negatif Persipura yang mengalami kesulitan dalam menguasai pertandingan saat itu. Akhirnya Jacksen Tiago digantikan oleh pelatih Alfredo Vera.
Pemain asing Persipura seperti Takuya Matsunaga, Yevhen Bokhashvili, Henrique Motta, serta Hedipo Gustavo bermain dengan peforma kurang maksimal.
Motta kerap absen karna cidera begitu pula Takuya Matsunaga, dan Gustavo mengalami hal yang serupa dan juga mengalami Covid-19. Sedangkan Yevhen bermain kesulitan karena kesusahan mendapat suplai dari rekan setim.
Persipura juga mendatangkan pemain baru Ramiro Fergonzi untuk mendukung daya tempur untuk Yevhen, keduanya mulai nampak begitu meyankinkan.
Tapi hal tersebut tidak membuat Persipura jauh lebih baik, waktu ke waktu mulai berjalan melewati setiap pertandingan. Akhirnya tiba di setengah pertandingan menjelang berakhirnya Liga 1 2021/2022.