Pada musim 2014/15 Balotelli dilego ke Anfield dengan mahar 16 juta poundsterling dan Ia mengalami musim yang buruk dengan hanya mencetak sebiji gol dalam 16 penampilan di Liga Inggris. Balo pun dipulangkan ke Milan dengan status pinjaman.
Pada periode keduanya di Milan musim 2015/16, Balo bermain 20 kali dan hanya mencatatkan sebiji gol saja. Saat itu, Berlusconi dan Galliani masih berada dibalik layar AC Milan dan memutuskan untuk tidak mempermanenkan sang pemain.
Bila merujuk pada statistik periode pertama bersama Milan, sebenarnya catatan tersebut tak buruk-buruk amat bagi seorang penyerang lokal Italia, namun attitude menguapkan potensinya yang besar.
Pada akhirnya sikap semaunya sendiri membikin pelatih dan petinggi AC Milan muak, salah satu buktinya saat beredar video Balotelli malas-malasan di sesi latihan. Belum lagi jumlah kartu yang Ia dapat, 20 kartu kuning dan satu kartu merah, cukup tinggi dan menarasikan agresifitas yang negatif bagi seorang pemain depan.
"Saya memberinya kesempatan untuk berbicara dan mengatakan kepadanya bahwa ini benar-benar yang terakhir, benar-benar kesempatan terakhir untuknya. Saya sangat mencintai Balotelli, dia adalah pemain dengan kualitas teknis dan fisik yang memungkinkan dia melakukan lebih banyak hal dalam karirnya," ucap Galliani. Seperti dinukil dari Football Italia.
Pasca didepak oleh Brescia, Balotelli sontak tak memiliki klub. Tak banyak pula klub yang ingin meminangnya selain Vasco de Gama dari Brasil dan AC Monza sendiri. Namun Monza lewat sang CEO, memiliki misi yang mulia untuk penyerang berdarah Ghana itu. Ia berharap eks penyerang timnas Italia itu menjadi pribadi yang lebih baik di dalam maupun luar lapangan.
"Presiden sangat antusias, dia memberi saya izin untuk merekrutnya, dan saya menyerahkan telepon kepadanya untuk berbicara. Dia menerima gaji yang lebih rendah dengan beberapa variabel yang didasarkan pada kinerja, penampilan, dan promosi ke Seri A," pungkasnya.
Keberadaan Super Mario kian menegaskan betapa Monza ingin mereplika sejarah dan masa lalu AC Milan. Namun di usianya yang tak lagi muda, 30 tahun, bisakah Balotelli merubah sikap dan membantu mimpi-mimpi para eks petinggi Milan untuk kembali ke San Siro sebagai lawan?
Pada 6 September 2020, separuh mimpi itu telah terwujud lewat laga persahabatan yang mempertemukan AC Milan vs AC Monza di San Siro dengan kemenangan sang tuan rumah 4-1. Namun bagi dua pria ambisius yang pernah meraih segalanya di sepak bola laga uji coba saja tak cukup, mereka ingin menantang Milan di Seri A bahkan Liga Champions atau Liga Europa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H