Galliani tak sendirian, eks pemain dan eks pelatih AC Milan, Christian Brocchi juga menjadi bagian dari proyek baru Berlusconi di Monza. Tak cuma di jajaran manajerial dan staff pelatih, Berlusconi juga menghimpun beberapa eks pemain AC Milan di klub barunya, diantaranya Kevin Prince Boateng, Gabriel Paletta, Marco Fossati, dan yang teranyar Mario Balotelli.
Sebetulnya manuver keduanya dalam mereplika kesuksesan bersama AC Milan mudah dibaca saat mengganti nama klub dari SS Monza ke AC Monza beberapa saat pasca keduanya berinvestasi di klub tersebut pada tahun 2018 silam. Bahkan rasa AC Milan kian pekat sebab Berlusconi pernah merayu pelatih revolusioner milik AC Milan tahun 90-an, Arrigo Sacchi.
Seperti yang diutarakan Galliani di awal, rencana anggaran AC Monza akan digunakan seperlunya. Sejurus dengan keinginan Berlusconi yang tak mau terlalu jor-joran mendatangkan pemain label bintang atau pelatih kawakan, Ia punya visi memberdayakan pemain muda potensial Italia demi mencapai tujuannya ke Seri A.
Milan dan San Siro memang punya sejarah penting bagi Berlusconi dan Galliani, tak heran bila banyak kalangan menyebut bahwa Monza akan menjadi klub ketiga Milan bila berhasil promosi ke Seri A dibelakang AC Milan dan Inter Milan tentunya.
"Itu pujian yang bisa memberi saya kesenangan, tapi Monza bukan tim ketiga Milan. Itu adalah tim kota Monza, provinsi Brianza dan 900.000 penduduknya. Monza berbeda dengan Milan, Ia punya identitas yang jelas," pekiknya. Seperti dinukil dari Il Cittadino.
Meski begitu, setiap langkah politis Galliani dan Berlusconi saat membuat keputusan untuk AC Monza sulit dipisahkan dengan politisasi kala keduanya menukangi Milan. Sekalipun Berlusconi menolak me-Milan-kan Monza, namun relasi, sejarah, dan masa lalu sulit disembunyikan.
Berkat AC Milan pula lah, Berlusconi dapat menguasai lanskap sepak bola Italia bahkan dunia. Eks PM Italia itu tak hanya dikenal ulung dalam hal berpolitik, bersama Galliani di Milan Ia mendapatkan masa keemasannya di industri sepak bola.
Dengan penguasaan lanskap politik dan sepak bola yang luas, bukan tak mungkin keduanya bisa menjadikan AC Monza sebagai tools untuk mereplika golden era yang pernah dimiliki AC Milan. Sangat mungkin.
Kesempatan Kedua bagi Mario Balotelli
Mario Balotelli sempat bermain untuk AC Milan dalam dua periode berbeda, pada pertengahan musim 2012/13 Ia tiba di Milanello (baca: tempat berlatih AC Milan), dalam 13 laga Ia menyumbang 12 gol dimana itu merupakan rasio gol terbaik yang pernah Ia ukir. Selanjutnya musim 2013/14 Super Mario menghimpun 14 gol dari 30 partai liga.