Gol yang dibukukan Son Heung-min pada hari Senin kala membungkam Burnley 1-0, dalam lanjutan Liga Primer Inggris pekan ke-6, bukan sekedar mendongkrak timnya dari urutan 11 ke posisi 5. Namun juga gol Son yang dibidani Harry Kane merupakan penegasan bahwa pasangan ini kian klop.
Kane sendiri telah mencetak 7 assist bagi Son, catatan tersebut mengulang yang pernah diraih Adama Traore ketika melayani Raul Jimenez bersama Wolves pada musim lalu atau Ryan Fraser yang membantu Callum Wilson pada 2018/19 kala keduanya bermain untuk Bournemouth.
Tetapi kompetisi musim ini masih sangat panjang dan menurut catatan empiris, tak ada pemain yang mampu memberikan lebih dari 7 assist untuk pemain yang sama dalam satu musim di Liga Primer pada dekade ini. Uniknya, Kane mencatatkan rekor assist semusim Adama Traore dan Ryan Fraser dalam enam pertandingan saja.
Gol pria berpaspor Korea Selatan itu adalah yang kesembilan musim ini dari hasil perpaduan dengan Kane, bila di total lagi gol tersebut menjadi yang ke-29 kalinya sejak keduanya dipasangkan.
Keduanya telah melampaui beberapa pasangan ikonik di Liga Primer lainnya, Darren Anderton-Teddy Sheringham (27 gol di Tottenham Hotspurs), Robert Pires-Thierry Henry (29 gol di Arsenal), dan David Silva-Sergio Aguero (29 gol di Manchester City). Kini mereka hanya terpaut 7 gol saja dari pasangan paling klop yang pernah dimiliki Chelsea, Didier Drogba-Frank Lampard yang berhasil mencetak 36 gol.
Namun duo Chelsea bukanlah yang terhebat sepanjang sejarah Liga Inggris. Kala berbicara kemitraan, penggemar sepak bola negeri Elisabeth tentunya akan teringat betapa hebatnya koleksi 55 gol Andy Cole dan Peter Beardsley pada 1993/94 atau Luis Suarez dan Daniel Sturridge yang memegang rekor gol untuk 38 pertandingan Liga dengan 52 gol pada 2013/14.
Mungkin tak banyak yang meyakini bila Kane-Son mampu menyamai prestasi itu musim ini. Namun saat ini Son tengah berada di urutan teratas sebagai pencetak gol terbanyak dan Kane kerap menghimpun sekitar 25-30 gol dalam satu musim, tentu probabilitas itu membawa sedikit keyakinan.
"Ini luar biasa. Saya dan Son memiliki kemitraan kecil yang bagus baru-baru ini dan semoga berlanjut," ungkap Harry Kane kepada BBC Sport.
Son mencatatkan 8 gol hingga pekan ke-7 Liga Primer dan menasbihkan diri bersama Dominic Calvert-Lewin sebagai pemain paling subur di kompetisi tersebut. Dan Kane telah terlibat langsung dalam 13 gol, dengan rincian lima gol dan 8 assist.
Kala Kane Mereplika Alan Shearer Style
Harry Kane merepresentasikan peran yang berbeda musim ini. Ia bukan lagi target man yang harus selalu tersedia di kotak penalti. Kane kerap mundur ke belakang, menahan bola, memaksimalkan kecepatan para pemain sayap termasuk Son, lalu melepaskan umpan.
Menurut whoscored.com, musim ini Kane memiliki 2,3 operan kunci, terbanyak dari pemain lain di posisinya dan menempati urutan sepuluh untuk seluruh pemain. Padahal dua musim kebelakang Kane tidak masuk lima puluh besar sekalipun. Perubahan ini ditegaskan pula oleh pelatihnya sendiri, The special one.
"Dia telah melakukan hal luar biasa dengan setiap pelatih di sini. Cara bermain tim, dia sangat nyaman karena dia bagus di dalam kotak dan juga luar biasa di luar kotak," kata Mourinho. Seperti dinukil dari BBC Sport.
Tak heran bila kemudian, jumlah assist Kane cukup produktif sejauh ini. Ketika banyak striker yang mengandalkan kecepatannya untuk membongkar pertahanan lawan, Kane yang tidak lagi muda makin matang memainkan bola di kedalaman. Salah satu pandit dari BBC Radio sekaligus mantan pemain Everton, Leon Osman, menyatakan kesepakatan atas pandangan Mourinho.
"Begitulah sepak bola tampaknya berjalan, banyak gol dengan striker yang bermain menusuk dan menggunakan kecepatan. Harry Kane tidak memiliki kecepatan yang tinggi jadi mulai turun lebih dalam untuk tidak mementingkan diri sendiri dan menciptakan peluang," ungkap Osman. Seperti dinukil dari BBC Sport.
Meski perannya dirasa berbeda dan mulai beroperasi di kedalaman, Osman meyakini bila produktivitas gol Kane takkan terganggu. Justru dengan fleksibelitasnya, Kane semakin mirip dengan gaya bermain Alan Shearer, striker legendaris Inggris yang bermain di klub kelas dua.
"Perhitungan golnya tidak akan terganggu tetapi dia telah menambahkan lebih banyak pada permainannya. Lihatlah Alan Shearer, dia adalah seorang striker yang sangat dinamis di masa mudanya dan kemudian berubah menjadi striker yang memegang bola dan memberikan umpan silang seraya dia bertambah dewasa," pungkasnya.
Pochettino memang melakukan pekerjaan yang bagus dengan membangun fondasi tim yang kokoh, termasuk menjadikan Kane sebagai striker top level. Namun demikian, seperti kita ketahui bersama, Spurs sudah sangat lama tak merengkuh trofi sejak terakhir kalinya mereka merayakan gelar juara EFL 2008 dan belum memenangkan gelar Liga sejak 1961.
Bisakah Spurs mendapatkan trofi musim ini dengan mengandalkan duo Kane dan Son? Kombinasi Son-Kane telah menciptakan lebih dari separuh gol Spurs sejauh musim ini. Itu bisa jadi masalah bila keduanya dipisahkan.
Bukan hanya riskan tersapih karena salah satunya mengalami cedera, terkena covid-19, atau absen di pertandingan akibat hal lain, namun juga karena kehadiran Gareth Bale yang pada laga melawan Bighton berhasil mencetak gol debutnya yang kedua bersama Spurs. Lantas, adakah kans untuk Bale memisahkan keduanya?
Formula Kemenangan yang Kuat
Sejak kedatangan Jose Mourinho, Spurs menemukan formula kemenangan. Dengan kehadiran Kane-Son di lapangan, Spurs berhasil menggondol 2 poin per laga. Jika salah satunya absen, maka rataan poin tersebut menurun drastis yakni 1,36 poin per laga.
Namun, Bale telah tiba dari Real Madrid dengan status pinjaman dengan durasi satu musim pada 18 September lalu. Bale tentunya ingin mengulang masa-masa indah di Spurs.
Dimana pemain internasional asal Wales itu menjadi pemain sayap paling mematikan di Eropa selama tugas pertamanya bersama Spurs dalam rentang waktu 2007 dan 2013 sehingga membikin Madrid kepincut buat menariknya dengan embel-embel transfer termahal dunia saat itu sekitar 109 juta poundsterling.
Kini, Bale minggat dari Madrid bukan karena Ia telah habis, Bale hanya tak masuk rencana pelatih Zinedine Zidane untuk musim 2019/20. Seperti kita ketahui, Ia sempat menjadi pemain ekspor dari Britania Raya paling sukses sepanjang masa di Santiago Bernabeu, mencetak 105 gol dalam 251 laga dan menghasilkan empat trofi Liga Champions dan dua gelar La Liga.
Tak heran bila banyak kalangan yang berasumsi bahwa kehadiran Bale akan memperkuat formula yang sudah ada, yakni kemitraan Son dan Kane. Tak terkecuali Dimitar Berbatov yang merupakan eks pemain Spurs dan Manchester United. Menurutnya, Bale akan menambah kekuatan sebelumnya yang dinarasikan Kane dan Son.
"Saya sangat terkesan dengan Spurs akhir-akhir ini dan kami tidak dapat mengambil apapun dari mereka. Saya pikir bahkan jika United mempertahankan 11 pemain, Spurs masih akan menang dengan mudah," ujarnya. Seperti dinukil dari Betfair.com.
"Kemitraan antara Kane dan Son semakin kuat dan penambahan Bale segera menakutkan untuk dipikirkan. Saya juga terkesan dengan Ndombele dan Sissoko di tengah lapangan dan Holjberg dari Soton juga luar biasa," sambungnya.
"Di Madrid, untuk semua yang dia latih, dia tidak benar-benar menjadi bagian dari tim dan dia merasa tersisih. Dia tidak akan merasa menjadi bagian dari tim, karena dia tak diizinkan untuk berkontribusi apapun. Sebaliknya ketika Anda menjadi bagian dari tim [bahkan saat cedera membuat Anda absen], Anda masih merasa menjadi bagian dari segalanya dan Anda ingin tim Anda menang," pungkasnya.
Bale mempresentasikan bahwa dirinya belum habis pada laga kontra Brighton & Hove Albion dalam lanjutan Liga Primer pekan ke-7, Minggu (1/11). Sontekan kepalanya membawa Spurs unggul 2-1, bermain sebagai pengganti, Ia hanya butuh 200 detik untuk bisa mencetak gol itu.
Mourinho bahkan berkelakar mengenai gol yang dicetak anak buahnya itu. Ia ingin melihat respon Madrid kala Bale kembali bersinar bersama Spurs dengan menjelajah ke situs resmi Real Madrid beberapa saat setelah Bale mencetak gol.
"Dia layak mendapatkan gol itu. Saat saya memiliki waktu lima menit, saya akan menjelajah ke situs resmi Real Madrid untuk melihat apa yang mereka katakan tentang dia. Dia menunjukkan kepribadian yang hebat dan memiliki dampak besar, mencetak gol yang sangat penting untuk kami," ucapnya. Seperti dinukil dari Kompas Bola.
Lantas, adakah kans bagi Bale untuk menjadi starter dan menggeser atau bergabung dengan duet Son-Kane? Sejauh ini, Mourinho mengakui bahwa faktor kebugaran menjadi alasan mengapa Bale belum bisa diturunkan sejak menit awal dan menyelesaikan pertandingan secara penuh.
"Dia belum bisa memiliki 90 menit di kakinya. Kami akan menggunakan Liga Europa untuk memberi dia menit bermain dan saat dia bisa tampil di Premier League. Dia tentu saja menjadi lebih, lebih, dan lebih baik. Dia akan bermain lagi pada Kamis nanti tapi tidak akan bermain 90 menit," sambungnya.
Seperti yang dikatakan Berbatov, membayangkan Bale dalam kondisi fit dan bergabung diantara duet Kane-Son agaknya mengerikan. Namun di tengah kesolidan Kane dan Son rasa-rasanya Mourinho takkan memaksakan beralih strategi dari duo ke trisula.
"Saya akan menggunakan dia dengan cara yang tepat," demikian kata pelatih yang sukses kala menukangi FC Porto, Inter Milan, Real Madrid, dan Chelsea itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H