Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Duduk Perkara Lionel Messi dan Barcelona

5 September 2020   16:47 Diperbarui: 6 September 2020   02:03 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang anak yang lahir di Rosario, Argentina, pada 24 Juni 1987, didiagnosa punya kelainan pada hormon pertumbuhannya. 

Pihak keluarga akhirnya memilih untuk melakukan terapi suntik hormon sejak sang anak berusia delapan tahun. Semenjak itulah, setiap malam Ia terus menjalani proses penyuntikan di kakinya.

Pengobatan tersebut terus dijalani hingga sang anak berusia 12 tahun. Konon, orang tuanya mesti merogoh kocek sekitar 1.000 pound per bulan untuk membayar perawatan tersebut. 

Sebelum kemudian klub sepak bola asal Catalan datang memberikan tawaran kepada sang anak, yang kini kita kenal sebagai Messi, untuk bergabung dengan La Masia pada tahun 2001.

Klub raksasa asal Spanyol itu bersedia membiayai seluruh pengobatan medis Messi. Tak cuma fokus di terapi hormon, pihak klub juga menempa otot dan tulang Messi agar lebih kuat.

Sebabnya, kelainan dan terapi yang dijalaninya membuat Messi rentan cedera. Demikianlah fragmen cerita bagaimana Messi bisa sampai di Barcelona dan hingga kini Ia menjadi ikon klub.

Dan hal tersebutlah yang agaknya membikin Messi selalu sulit untuk meninggalkan Barcelona. Terlepas dari kontrak yang mengikatnya, La Pulga tak akan pernah bisa melawan Barca. Baik sebagai pemain lawan atau seperti persoalan pelik yang saat ini menderanya.

Semua bermula ketika Messi mengaktifkan salah satu klausul dalam kontraknya yang akan jatuh tempo pada 2021. Dalam klausul kontrak tersebut, Messi berhak pindah dengan status bebas transfer bila dirinya mengajukan permintaan transfer kepada pihak klub. Namun demikian, klausul khusus itu kini menjadi kontoversi.

Messi dan Barcelona berbeda sudut pandang dalam melihat poin khusus di klausul tersebut, pada klausul yang dibuat pada 25 November 2017 itu, sang Presiden klub, Josep Maria Bertomeu, menjelaskan bahwa klausul pemutusan kontrak secara sepihak merupakan tradisi di Barcelona untuk menghargai para legenda klub.

Klausul itu juga sempat berlaku untuk para legenda Barca lainnya seperti Xavi Hernandez, Andres Iniesta, hingga Carles Puyol. Pada prinsipnya, klausul itu memberikan kebebasan para legenda untuk menentukan masa depannya.

"Messi bisa pensiun atau pindah ke tim lain satu tahun sebelum kontraknya berakhir. Klausul seperti itu juga didapatkan Xavi Hernandez, Andres Iniesta, atau Carles Puyol, saat terakhir kali mereka memperpanjang kontrak. Semua legenda Barcelona harus mendapatkan kebebasan menentukan masa depannya. Mereka pantas mendapatkan itu," demikian salah satu petikan wawancara Bartomeu pada September 2019 seperti dikutip dari TyC Sports.

Namun kemudian, Barcelona yang didelegasikan oleh Bartomeu membuat Messi kecewa. Barcelona punya argumen lain bahwa klausul tersebut sudah kadaluwarsa, pasalnya Messi paling lambat mesti mengajukan permintaan itu pada 10 Juni 2020 sehingga pemain berpaspor Argentina itu menganggap sang presiden telah ingkar janji.

Bahkan pihak La Liga pun turut membela pernyataan Barcelona bahwa Messi terlambat mengaktifkan klausul bebas transfernya sehingga klub yang menginginkan Messi wajib membayar mahar sebesar 700 juta euro atau setara Rp 12,2 triliun. La Liga mengacu pada regulasi nomor 16 Dekrit Kerajaan 1006/1985. Disana dimuat perihal hubungan klausul atlet dan pihak klub.

"La Liga tidak akan mengeluarkan visa agar pemain yang bersangkutan bisa keluar dari federasi, jika klub yang berminat tidak membayar uang yang dimuat dalam klausul," tulis La Liga. Seperti dinukil dari Liputan 6.

Padahal dalam keterangan terbarunya La Pulga sudah cukup lama mengutarakan niatnya untuk hengkang dari Barcelona kepada sang presiden klub. Kepada Bartomeu Ia telah menyampaikan hal itu secara rutin dalam kurun waktu setahun terakhir.

"Saya sudah bilang ke klub, termasuk presiden klub, bahwa saya ingin pergi. Saya sudah bilang ke dia sepanjang tahun. Saya yakin ini adalah waktu yang tepat untuk keluar," pekik Messi dalam wawancara ekslusif bersama Goal International.

Messi Akhirnya Melunak

La Pulga lebih memilih untuk tetap tinggal di Barcelona semusim lagi ketimbang harus melanjutkan sengketanya dengan Barcelona di pengadilan. 

Sang legenda agaknya mengingat apa yang telah Barcelona berikan dan apa yang telah dia berikan untuk klub selama ini. Andai berlanjut ke pengadilan, masa-masa indah Messi di Barca rasanya tak sempurna.

"Ada cara lain untuk pergi dan itu ke pengadilan. Saya tidak akan pernah mendatangi pengadilan melawan Barca karena ini adalah klub yang saya cintai, klub yang telah memberikan segalanya sejak kedatangan saya," ungkapnya kepada Goal Internasional.

"Ini klub adalah hidup saya. Barca memberi saya segalanya dan saya memberikan segalanya. Saya tahu bahwa tidak pernah terlintas dalam pikiran saya untuk membawa Barca ke pengadilan," tambahnya.

Bersengketa di pengadilan pun terlalu menyita energi Messi. Sebabnya ada beberapa variabel lain yang bikin Messi melunak diantaranya faktor keluarga. Ia mengatakan, ketika mengutarakan keinginannya untuk pindah dan meninggalkan Barcelona keluarganya menangis.

Messi sekeluarga agaknya sudah kerasan bermukim di kota tersebut terutama anak-anak Messi yang sudah mengenyam pendidikan, yakni Thiago dan Mateo. Mereka tidak mau pindah sekolah dan beradaptasi di tempat baru.

"Ketika saya menyampaikan keinginan untuk pergi kepada istri dan anak-anak saya, itu adalah drama yang brutal. Seluruh keluarga mulai menangis, anak-anak saya tidak ingin meninggalkan Barcelona, juga tidak ingin pindah sekolah," ucap Messi.

Selain itu, Messi juga tak ingin melawan ketidakmungkinan. Klub terus bersikukuh bahwa Messi terlambat mengaktifkan klausul bebas transfer yang dimilikinya. Klub mana yang kemudian sanggup membayar 700 juta euro untuk satu pemain?

"Sekarang mereka berpegang teguh pada fakta bahwa saya tidak mengatakannya sebelum 10 Juni, ketika ternyata 10 Juni kami bertanding di La Liga di tengah pandemi virus Corona," tukasnya.

"Dan inilah alasan mengapa saya akan terus di klub. Sekarang saya akan terus di klub karena presiden mengatakan pada saya bahwa satu-satunya cara untuk pergi adalah dengan membayar klausul 700 juta euro dan ini tidak mungkin," tegas Messi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun