Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

David Pannick QC, Defender Termahal Manchester City Musim Ini

16 Juli 2020   16:52 Diperbarui: 16 Juli 2020   16:55 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahkamah Arbitrase Olahraga (CAS) mengabulkan banding Manchester City atas hukuman larangan bermain dua tahun di Eropa oleh UEFA di markas CAS yang bertempat di Lausanne, Swiss, pada Senin (13/7) petang WIB. Rival sekota Manchester United itu dinyatakan tak melanggar aturan Financial Fair Play (FFP) dengan tuduhan menyamarkan pendanaan ekuitas sebagai dana sponsor.

Namun demikian, CAS tetap menjatuhkan denda 10 juta euro atau sekitar 163 miliar rupiah lantaran pihak Manchester City tidak kooperatif saat diperiksa oleh UEFA. Bagaimana pun juga, dalam hal ini City bisa dikatakan sebagai pemenang dalam pertandingan yang biasanya sulit sekali untuk dimenangkan itu.

Sebab, menilik beberapa kasus sebelumnya yang pernah terjadi, sebut saja AC Milan yang didiskualifikasi dalam ajang Liga Europa dan Malaga pada tahun 2013 yang dilarang tampil di kompetisi UEFA, mereka tak bisa bernegosiasi perihal sanksi dengan UEFA.

Pun dengan PSG dan Chelsea, tim asal London itu bahkan menerima hukuman yang lebih berat dengan tidak boleh aktif di bursa transfer dalam kurun waktu tertentu. Hal tersebut bikin Frank Lampard akhirnya harus memanfaatkan skuad yang ada dan mencari tambahan pemain baru dari akademi klub.

Lantas faktor apa yang membuat City bisa memenangkan banding? Salah satunya adalah sosok pengacara kondang terkemuka asal Inggris, David Pannick QC. City mesti merogoh kocek 20 ribu paun atau setara 360 juta rupiah per hari.

Dengan demikian pria kelahiran Islington 64 tahun silam itu mengantongi uang yang lebih besar dari para pemain bertahan Manchester City. Jika dihitung per minggu, pengacara yang biasa berpraktik di bidang hukum publik dan HAM ini memperoleh upah sebanyak 140 ribu paun.

Angka tersebut tentu lebih tinggi dari upah yang diterima Benjamin Mendy 90 ribu paun per pekan, John Stones 100 ribu per pekan, Nicolas Otamendi dan Aymeric Laporte 120 ribu per pekan. Sementara itu, kasus FFP yang merundung City ini bergejolak sekitar 5 bulan, anggap saja 150 hari kerja. Berarti 3 juta paun masuk ke rekening Pannick. Dengan catatan, yang dihitung hanyalah gaji pokok saja, tidak termasuk bonus menang banding dari Syeikh Mansour.

Jejak mentereng Pannick bisa ditemui ketika dirinya berhasil memenangkan dua perselisihan clientnya, Gina Miller, dengan eks Perdana Menteri (PM) Inggris Theresa May dan PM Inggris Boris Johnson dalam perkara Brexit. Ia sukses mewakili Miller untuk mengentikan Theresa May mengeluarkan Inggris dari Uni Eropa tanpa persetujuan dari parlemen tahun 2016 silam.

Dan Pannick membela Miller sekali lagi tahun 2019 ketika dia mengatakan kepada Mahkamah Agung bahwa Boris Johnson telah memberikan saran yang salah kepada Ratu Inggris ketika mencoba untuk menunda parlemen.

Richard Cramer, spesialis hukum olahraga, mengatakan jika The Cityzens melimpahkan kasus hukumnya pada sosok yang handal sehingga menghasilkan hasil yang luar biasa.

"Manchester City mampu menunjuk sosok legal terbaik yang dimiliki negara ini, tidak semua klub mampu melakukannya. Mereka mengandalkan anak emas, yakni David Pannick QC. Ia merupakan sosok handal, sangat terkemuka dan mengerti sekali mengenai isu tersebut. Dia dan timnya telah menghasilkan hasil yang luar biasa," tukas Cramer. Seperti dikutip dari Omnisport.

Sebenarnya, Pannick dan Manchester City telah berkongsi sejak lama. Salah satunya adalah memenangkan gugatan pada kasus Joe Royle, eks pelatih City medio 1998-2001, yang mesti angkat kaki dari Maine Road dengan tuntutan denda 477 ribu paun.

Tentu, perkara brexit lebih rumit dari kasus FFP atau kasus-kasus lainnya di sepak bola. Tak heran jika kemudian Lord Pannick diberikan label 'defender termahal' City musim ini. Selain termahal karena memang lebih mahal dari John Stones, Kyle Walker, Benjamin Mendy, dan lainnya. Pannick telah melakukan manuver mahal yang tak bisa dihitung dengan pundi-pundi paun bagi Manchester City.

Sebab, bisa membuat City bertahan di Liga Champions merupakan aspek yang tak ternilai harganya. Bisa dibayangkan, andai banding City di CAS ditolak. Dampak apa saja yang kemudian diterima oleh tetangga Manchester United ini? Banyak sekali!

Tidak bisa manggung di Liga Champions tak hanya membuat City akan kehilangan ambisi dalam mewujudkan gelar perdananya, namun juga berpotensi membuat pasukan Guardiola ini kehilangan banyak hal dari sisi potensi pemasukan klub yang selama ini mereka raih di ajang Liga Champions.

Seperti dikutip dari Pandit Football Indonesia, Manchester City meraih 82 juta paun dari bayaran siaran pertandingan dan hadiah dari partisipasi mereka di Liga Champions musim lalu. Belum termasuk penjualan tiket dan lain-lain.

Tak hanya itu, dalam hal kontrak kerjasama dengan pihak sponsorship pun akan berpengaruh, sebab sangat lazim bila dalam kesepakatan tertulis terdapat klausul soal partisipasi di Liga Champions. Klub yang bermain di ajangnya para juara ini tentu memiliki value yang lebih tinggi ketimbang yang tidak berpartisipasi.

Di luar persoalan finansial, tentu persoalan hengkangnya para pemain bintang yang kini bermain di Manchester City akan membawa dampak yang sangat besar. Tak bisa dipungkiri, jika banyak pemain yang terobsesi oleh Liga Champions.

Bermain di ajang tersebut bisa membuat karir pemain meningkat pesat dari berbagai aspek, baik itu kemampuan individu maupun pemasukan ke rekening pribadi mereka. 

Para pemain akan ditempa oleh pertandingan-pertandingan yang lebih sulit ketimbang laga-laga di kompetisi domestik, dimana mereka akan bertemu dengan klub-klub terbaik seantero Eropa. Imbasnya, jika menang mereka pun akan mendapat bayaran yang tak sedikit dan popularitas yang luar biasa.

Tak heran jika kemudian Lord Pannick dihargai setinggi langit untuk mempertahankan City di Liga Champions. Meskipun harganya jauh lebih tinggi dari para defender mega bintang yang dimiliki City, namun Lord Pannick telah menyelamatkan kemelut yang bisa membawa City lebih banyak menemui kekalahan demi kekalahan mulai dari aspek finansial hingga aspek teknis andai mereka tak berpartisipasi di Liga Champions musim depan. Good job, Lord!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun