Sebenarnya, Pannick dan Manchester City telah berkongsi sejak lama. Salah satunya adalah memenangkan gugatan pada kasus Joe Royle, eks pelatih City medio 1998-2001, yang mesti angkat kaki dari Maine Road dengan tuntutan denda 477 ribu paun.
Tentu, perkara brexit lebih rumit dari kasus FFP atau kasus-kasus lainnya di sepak bola. Tak heran jika kemudian Lord Pannick diberikan label 'defender termahal' City musim ini. Selain termahal karena memang lebih mahal dari John Stones, Kyle Walker, Benjamin Mendy, dan lainnya. Pannick telah melakukan manuver mahal yang tak bisa dihitung dengan pundi-pundi paun bagi Manchester City.
Sebab, bisa membuat City bertahan di Liga Champions merupakan aspek yang tak ternilai harganya. Bisa dibayangkan, andai banding City di CAS ditolak. Dampak apa saja yang kemudian diterima oleh tetangga Manchester United ini? Banyak sekali!
Tidak bisa manggung di Liga Champions tak hanya membuat City akan kehilangan ambisi dalam mewujudkan gelar perdananya, namun juga berpotensi membuat pasukan Guardiola ini kehilangan banyak hal dari sisi potensi pemasukan klub yang selama ini mereka raih di ajang Liga Champions.
Seperti dikutip dari Pandit Football Indonesia, Manchester City meraih 82 juta paun dari bayaran siaran pertandingan dan hadiah dari partisipasi mereka di Liga Champions musim lalu. Belum termasuk penjualan tiket dan lain-lain.
Tak hanya itu, dalam hal kontrak kerjasama dengan pihak sponsorship pun akan berpengaruh, sebab sangat lazim bila dalam kesepakatan tertulis terdapat klausul soal partisipasi di Liga Champions. Klub yang bermain di ajangnya para juara ini tentu memiliki value yang lebih tinggi ketimbang yang tidak berpartisipasi.
Di luar persoalan finansial, tentu persoalan hengkangnya para pemain bintang yang kini bermain di Manchester City akan membawa dampak yang sangat besar. Tak bisa dipungkiri, jika banyak pemain yang terobsesi oleh Liga Champions.
Bermain di ajang tersebut bisa membuat karir pemain meningkat pesat dari berbagai aspek, baik itu kemampuan individu maupun pemasukan ke rekening pribadi mereka.Â
Para pemain akan ditempa oleh pertandingan-pertandingan yang lebih sulit ketimbang laga-laga di kompetisi domestik, dimana mereka akan bertemu dengan klub-klub terbaik seantero Eropa. Imbasnya, jika menang mereka pun akan mendapat bayaran yang tak sedikit dan popularitas yang luar biasa.
Tak heran jika kemudian Lord Pannick dihargai setinggi langit untuk mempertahankan City di Liga Champions. Meskipun harganya jauh lebih tinggi dari para defender mega bintang yang dimiliki City, namun Lord Pannick telah menyelamatkan kemelut yang bisa membawa City lebih banyak menemui kekalahan demi kekalahan mulai dari aspek finansial hingga aspek teknis andai mereka tak berpartisipasi di Liga Champions musim depan. Good job, Lord!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H