Namun semuanya berbeda dengan kondisi negara kita. Berbekal situasi terkini yang berbasis pada kurva penambahan kasus positif covid-19 di RI yang belum mereda dan pengalaman empiris segelintir perilaku supporter tanah air, maka rasa-rasanya tak ada yang pasti berjalan dengan baik di bulan September sebagai waktu berputarnya kembali Liga 1 dan bulan Oktober sebagai waktu dilanjutkannya Liga 2.
Sebab selain ketidakpastian kapan Indonesia melewati puncak kasus, ada ketidakpastian lainnya, yakni budaya indisipliner masyarakat kita. Ya, secara kultur kita belum siap seperti Jerman, Italia, Vietnam, Korsel, atau Thailand yang menjalankan sepak bola di tengah kenormalan baru.
Mungkin saja terjadi 1-2 pekan pertandingan yang kondusif tanpa penonton serta segala aturan lainnya berjalan sesuai protkes. Namun kemungkinan melakukan inkonsistensi dalam menerapkan aturan juga tidak lebih kecil dari variabel kemungkinan lainnya.
Toh nyaris setiap musim, ada saja regulasi yang berubah di tengah jalan. Belum lagi sibuknya komdis dalam menindak supporter -- yang artinya masih terjadi banyak pelanggaran.
Lantas, dengan segala kondisi yang ada, masihkah kita merindukan kompetisi sepak bola Indonesia kembali bergulir secepatnya di tengah pagebluk yang masih berlangsung ini?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H