Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mengenang Jejak Don Revie di Sepak Bola Inggris

25 April 2020   17:14 Diperbarui: 26 April 2020   17:24 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Donald George Revie tak banyak diingat hari ini, padahal berbicara prestasi pria yang akrab dipanggil Don Revie itu tak kalah brilian dari Brian Clough atau pelatih seangkatannya, Bill Shankly. Perjalanan Revie bersama Leeds United telah meninggalkan warisan tersendiri bagi sepak bola Inggris.

Klub yang bermukim di Elland Road itu mengantarkan Revie menukangi Timnas Inggris pada 1974-1977. Meski punya jejak mentereng, sayangnya Leeds United tak mengikuti langkah Liverpool dalam hal kesinambungan dan stabilitas, atau Don Revie secara pribadi tak menciptakan terlalu banyak kontroversi sepanjang karir manajerialnya, sebagaimana Cloughy. Tak heran jika kemudian Ia tak banyak diingat oleh khalayak.

Bahkan penulis sendiri pun mengenal sosok Revie lewat Brian Clough, lahir 1927 Revie 8 tahun lebih senior dari Clough. Namun peringai buruk Clough tentang Leeds-nya Revie membawa penulis memahami lebih jauh bagaimana kontribusi seorang Don Revie bagi sepak bola Inggris. 

Meskipun tak lekang oleh reputasi "Leeds kotor", Revie tetaplah pelatih yang dihormati pada masanya. Ia berprestasi di tengah nama-nama manajer tenar seperti Busby, Shankly, Clough, Allison, Mercer, Ramsey, Stein, Nicholson. 

Revie kerap mendapat rasa hormat berlebih dari para pengadil di lapangan lewat permainan posisional dan sentuhan-sentuhan yang khas. Tak heran, rasa respek para wasit itu diejawantahkan sebagai permainan curang Leeds di bawah komando Revie.

Tetapi Revie menepis reputasi tersebut, menurutnya permainan Leeds dibangun atas struktur yang jelas, termasuk visi bermain yang baik. Revie juga mengurus Billy Bremner -- putra favoritnya di klub -- sebagaimana mengurus anaknya sendiri.


Bagaimana Jejak Don Revie Bisa Terlupakan di Sepak Bola Inggris?
Pensiun sebagai pemain pada tahun 1963, Don yang lahir di Middlesbrough menjalani karir sebagai pemain dengan cukup sukses, Ia memulai semuanya dari Leicester City (1946) kemudian pindah ke Hull City (1949), sebelum akhirnya Ia menikmati puncak karir bermain bersama Manchester City (1951).

Bersama City Ia bergelimang prestasi bahkan Don mendapat penghargaan sebagai pemain terbaik tahun 1955 disana, meski begitu masa-masa di kota Manchester tak sepenuhnya berjalan sempurna. Sebab Revie mesti angkat kaki secara tidak hormat. Hal tersebut menyusul konfliknya bersama manajer City, Les McDowall.

Semua bermula setelah kekalahan final Piala FA 1955 melawan Newcastle United, saat itu Ia tak sepaham dengan sang majikan, sejak saat itulah Revie mulai tak disukai di klub dan mulai terpinggirkan sebelum kemudian sang bos berkata Revie tidak punya masa depan lagi di Maine Road.

Pada 1956 Ia tiba di Sunderland dan dua tahun berselang tantangan baru menantinya di Leeds United. Revie didaulat sebagai juru latih klub sebagai tugas tambahan setelah pengunduran diri pelatih Jack Taylor. Dan keputusan klub merekrut Revie sebagai pemain sekaligus manajer baru merupakan manuver yang tepat.

Revie berhasil mengubah Leeds United menjadi tim papan atas di Inggris. Konsep 'tidak ada yang lebih besar dari Leeds' membawa suasana baru di klub. Semua seperti sebuah keluarga, sedangkan Revie memerankan sosok Ayah dengan sempurna.

Di ruang ganti Ia memaparkan terobosan baru kepada para pemainnya, seperti: pembatasan diet pada pemainnya, memastikan timnya menginap di hotel terbaik, hingga mengubah warna perlengkapan klub dari perpaduan biru-kuning tradisional menjadi strip serba putih tak ubahnya Real Madrid. Ia juga terbilang sukses merevolusi sistem bisnis klub.

Pada musim pertamanya sebagai pemain dan manajer baru Leeds, klub selesai di posisi ke-19 divisi dua. Revie akhirnya memutuskan untuk fokus di kursi manajer pada tahun 1962/63, keputusannya itu terbukti tepat sebab Leeds dibawa naik level ke divisi teratas kompetisi Inggris pada masa itu.

Karirnya sebagai manajer kian melejit, dengan pemain-pemain tangguh hasil didikannya sendiri seperti Jack Charlton, Norman Hunter, Billy Bremner, Eddie Gray, Peter Lorimer, dll. Leeds menjadi klub yang digdaya di kompetisi cikal bakal EPL ini. Oleh sebab itu tak sedikit prestasi yang Ia torehkan bersama Leeds pada masa kerjanya 1960-1975.

Piala Liga pertama didapat pada 1969, berkat lini belakang yang defensif, lini tengah yang solid, dan pemain depan yang kejam; belum lagi permainan diluar teknis, bermain kasar. Tak heran jika rekor baru tercipta, mereka menjuarai Liga dengan 67 poin -- sebuah rekor yang bertahan hingga 1979.

Tak cuma itu, Revie memenangkan gelar dengan sangat indah. Ia mengamankan gelar dihadapan 10.000 penggemar di Anfield dan menerima gemuruh tepuk tangan selama tujuh menit dari Kopites, sebuah pengakuan yang sangat berarti bagi seorang Don Revie.

Namun, musim-musim berikutnya Revie bersahabat dengan idiom 'memenangkan gelar lebih mudah dari pada mempertahankannya', tiga musim beruntun mereka kehilangan gelar dan hanya menempati posisi runner-up di klasemen akhir. Tetapi pada 1974, persahabatan Revie dengan idiom tersebut berakhir.

Leeds kembali berhasil mengunci gelar Liga yang dirindukan, setelah berhasil finish lima poin di depan Liverpool-nya Bill Shankly dan kian menegaskan Revie sebagai manajer tersukses di Inggris.

Itu belum seberapa, sebab data masih berbicara sekitar prestasi Liga saja. Antara 1965 dan 1968 misalnya, Revie bersama Leeds berhasil menembus final Piala FA sebanyak dua kali, memenangkan Piala Antar Kota, empat musim beruntun membawa Leeds menyandang predikat big four di Liga, dan memenangi Piala Liga tentunya.

Sementara itu, gelar tahun 1974 menjadi momen paling penting bagi Leeds-nya Revie, sebab beberapa kritikus mulai menyadari dan menghargai klub ini, bahwa Billy Bremner cs tak lagi mengandalkan permainan kasar dan taktik curang semata.

Hal tersebut cukup untuk meyakinkan Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) untuk memanggil Revie ke Tim Nasional setelah pasukan Alf Ramsey gagal lolos ke Piala Dunia 1974. Tanpa pikir panjang Revie menyetujui tawaran tersebut.

Sepeninggal Revie, Leeds menunjuk Brian Clough menjadi suksesor. Sebuah keputusan yang sulit ditebak sebelumnya sebab Clough selama bertahun-tahun telah menjadi bagian dari salah satu kritikus yang disebutkan tadi.

Disinilah awal mula Revie dan Leeds terpuruk. Revie gagal membangun birokrasi Leeds-nya di timnas Inggris. Meski begitu, sulitnya membangun kekeluargaan sebagaimana yang dia bangun di Leeds bukanlah penyebab utamanya, perdebatan yang tiada ujung bersama ketua FA, Sir Harold Thompson, cukup memengaruhi kegagalan Revie saat menukangi timnas Inggris.

Berkat kekangan orang-orang FA. Kegagalan demi kegagalan mulai akrab dengannya. Termasuk saat gagal mencapai final kejuaraan Eropa pada tahun 1976, diikuti oleh tersingkirnya Inggris dari kualifikasi Piala Dunia 1978.

Disisi lain, Leeds bersama Clough pun ikut terbenam. Peringai buruk Clough serta masa lalu sebagai kritikus Leeds membuat eks pelatih Derbi Country itu tak disukai oleh mantan anak asuh Revie. Sisanya hanya perpecahan di tim, tanpa perubahan.

Sementara itu, meskipun sering hadir ke Elland Road sebagai penonton, Revie tak bisa kembali ke klub lama yang membesarkan namanya dan anak-anak asuhnya. Ia terbelit persoalan dengan PSSI-nya Inggris. Revie yang ingin meletakkan jabatannya sebagai manajer dihalangi oleh FA.

Lantas, Revie pergi ke pers dan bicara blak-blakan bahwa pekerjaannya tak sebanding dengan kejengkelannya terhadap orang-orang di federasi. Revie akhirnya berhasil melarikan diri ke Timur Tengah. Ia menerima tawaran dari UAE pada 1977 hingga 1980. Namun tindakan tersebut dikecam oleh FA.

Revie ditangguhkan dari sepak bola selama sepuluh tahun. Ia pun tak pernah berani pulang melatih Leeds atau kesebelasan Inggris lainnya, akhirnya Ia menghabiskan hari-hari tuanya bersama klub-klub semenjana yang bermain di kompetisi teluk Arab seperti Al Nassr (1980-1984) hingga El Ahly (1984-1986).

Don Revie meninggal di Rumah Sakit Edinburgh akibat penyakit neuron motorik, pada 11 Mei 1988. Gilles, Bremner, Charlton, Grey, dan anak-anak asuhnya yang menganggapnya sebagai Ayah berada disisinya untuk melepas kepergian seorang Ayah dalam sepak bola.

Sebelum wafat, Don Revie melangsungkan laga amal pada Agustus 1987 untuk mengumpulkan uang dan disalurkan untuk penelitian penyakit yang dideritanya.

Seperti diceritakan oleh Daniel Gray dalam artikelnya di Edisi 12 dari Nutmeg. Revie mangkat dengan bahagia karena pemakamannya dihadiri oleh beberapa bangsawan sepak bola Inggris, ratusan suporter Leeds, serta dikelilingi oleh keluarganya; termasuk anak-anak asuhnya di Leeds.

Akan tetapi warisannya di sepak bola Inggris maupun di Elland Road membuat Revie tak bahagia akibat keputusan-keputusan salah Revie termasuk ketika melarikan diri dari pekerjaannya bersama timnas Inggris. 

Tak heran jika namanya tak banyak dikenang bahkan dikenal, justru Clough yang gagal bersama Leeds United lah yang lebih dikenal karena prestasi yang diiringi kontroversi-kontroversinya yang diingat oleh publik Inggris.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun