"Hariono usianya sudah 36 di musim depan [Liga 1 2020], dan kontraknya akan selesai. Lalu ada pemain yang datang seperti Zola dan Beckham, ini waktunya tim melakukan regenerasi, talenta-talenta baru harus dimunculkan dan semua pemain harus lebih berkontribusi," kata Robert di Si Jalak Harupat, Desember silam. Seperti dinukil dari Simamaung.
Hal tersebut tak bisa dikompromi lagi, keputusan demikian lumrah terjadi di setiap tim. Meski Hariono telah mengabdi lebih kurang 22 tahun bersama Persib. Alberts berani mengambil risiko tidak mencantumkan pemain yang akrab disapa mas Gondrong itu demi memberi menit bermain kepada talenta muda.
"Ini terjadi di setiap klub dan ini hal yang normal. Kami juga harus memaksimalkan para pemain muda untuk muncul ke permukaan, karena mereka tidak banyak mendapat menit bermain tahun ini," terangnya.
Menurut data yang diperoleh dari Transfermarkt. Kini, Persib memiliki pemain dengan usia rata-rata 27,6 tahun. Dengan rincian, kiper 30,67 tahun. Pemain belakang 28,38 tahun.Â
Gelandang 25 tahun. Pemain depan 26,30 tahun. Meski begitu, regenerasi di tim Maung Bandung ini belum berjalan terlalu signifikan. Sebab, jika menilik data empat musim ke belakang. Usia rata-rata pemain Persib musim ini tak lebih muda dari musim sebelumnya.
Pada musim 2016, Persib memiliki rata-rata usia pemain 27,48. Sedangkan di musim 2017 usia rata-rata pasukan pangeran biru ini sekitar 27,3. Bahkan dalam dua musim kebelakang rata-rata usia pemain jauh lebih muda dengan kisaran 26,30 (2018) dan 26.03 (2019).Â
Bedanya kini mereka punya pelatih yang memang menyukai dan sering mengorbitkan pemain muda. Seperti kita ketahui bersama, Alberts sempat berjaya bersama Arema Indonesia dengan mengandalkan para pemain muda pada musim 2009/10.
Berdasarkan data di atas, manuver Persib musim ini jelas lebih ke investasi tim. Mereka juga mulai memikirkan tim satelit. Keberadaan Maung Anom (Liga 3) dan Bandung United/Persib B (Liga 3) tentu untuk menopang konsep "investasi tim". Langkah ini takkan berani diambil jika tanpa pelatih yang juga satu visi dengan tim.
Manajemen Persib sudah benar mengambil konsep ini disaat tim dilatih oleh pelatih yang juga gemar memberikan kesempatan pada pemain muda. Meski target juara dirasa gambling bersama target jangka panjang ini.Â
Namun manajemen Persib berharap musim 2009/10 Alberts bersama Arema bisa terulang kembali di Bandung. Sebab bagaimanapun kultur suporter juga sedikit banyak akan menekan mereka menjadi yang terbaik di Liga 1 2020.
Namun, jika kemudian Persib gagal meraih target juara musim ini agaknya manajemen dan Bobotoh mesti bersabar, salah satunya dengan menahan hasrat untuk menyebarkan tagar "Alberts Out" sebab tim sudah jelas dengan konsep jangka panjangnya.