Hingga akhirnya pola tiga bek hanya bertahan hingga menit ke-59 saja, sebab pelatih asal Majalengka ini menarik Abu Rizal Maulana dan memasukkan Manu Dzhalilov. Otomatis mereka bermain dengan empat bek, M. Syarifudin bergeser ke bek sayap kanan begitu juga Ruben Sanadi kembali ke posisi semula, dan bek tengah diisi oleh duet Hansamu-Irianto.
Perubahan skema tersebut sempat menghasilkan gol penyama kedudukan lewat tandukan M. Syaifuddin menit ke-31 namun tak berselang lama transisi dari tiga bek ke empat bek belum sepenuhnya bisa beradaptasi dengan pertandingan. Paulo Sergio berhasil mengecoh pemain bertahan lawan dengan tendangan akurat pada menit ke-49 dan mengubah skor menjadi 2-1.
Disisa babak kedua, Bali lebih mendominasi permainan. Artinya, ada penurunan drastis saat beralih ke empat bek meskipun Persebaya telah memainkan pemain andalannya Manu Dzhalilov. Tak heran jika pola tiga bek terasa lebih memiliki potensi ketimbang formasi empat bek. Djanur hanya perlu bersabar menunggu Dutra dan Amido Balde kembali ke starting.
Sedangkan persoalan yang menghimpit Barito juga hampir serupa, mereka belum sepenuhnya bisa tampil dengan kekuatan terbaik. Namun, Jaksen punya progress untuk mengandalkan formasi tiga bek ini.Â
Hanya saja pada pertandingan melawan Persija (20/5) tadi malam, mereka harus melawan tim dengan formasi 4-3-3. Tentu saja ini membuat tiga bek yang diisi oleh Andri Ibo, Artur Vieira, Dandi Maulana terlihat tidak begitu skematik. Sama halnya dengan yang terjadi pada tiga bek Persebaya saat melawan Bali United.
Terlepas dari gol Marko Simic, organisasi pertahanan secara "konsep dasar bertahan" memang lebih baik ketimbang tim asuhan Djanur kala bermain di Bali. Namun persoalan terjadi saat tim menguasai bola dan melancarkan serangan, posisi Andri Ibo beberapa kali menjadi sorotan.Â
Sebagai bek tengah posisinya sangat menggantung, pemain asal Papua ini selalu tertarik untuk terlibat dalam serangan namun ketika memasuki final third dirinya juga kebingungan hingga umpan yang dilesakan dari sektor kanan terbuang sia-sia. Dan hal demikian terjadi beberapa kali sampai akhirnya Ibo ditarik keluar pada menit ke-67 oleh Rony Beroperay, sontak formasi pun ikut berubah ke formasi empat bek.
Memang ketika berganti formasi ke empat bek sejajar kedua tim baik Persebaya maupun Barito bisa mencetak gol namun secara permainan intensitas menurun drastis. Artinya bukti empiris 90 menit tersebut bisa dijadikan penguat bahwa kedua tim punya potensi besar ketika memainkan pola tiga bek, hanya saja butuh waktu dan kesabaran untuk menanti kedua tim berkembang dengan pola tiga beknya itu.
Menakar Materi Pemain dan Strategi Lawan
Pola dasar 3-5-2 dan 3-4-3 bisa dengan fleksibel digunakan oleh kedua pelatih -- Djanur dan Jaksen -- kapanpun, sebab mereka punya materi pemain yang mumpuni untuk menopang dua formasi tersebut.Â
Persebaya punya kedalaman skuad yang bagus khususnya di area pertahanan. Mereka punya bek tengah berkualitas seperti Hansamu Yama, Otavio Dutra, Rachmat Irianto, M. Syaifudin, dan Andri Muliadi. Sedangkan di posisi bek sayap tersedia Ruben Sanadi, Novan Sasongko, Abu Rizal Maulana, dan Koko Ari Araya.
Sedangkan Jaksen juga punya materi yang mencukupi untuk mengembangkan pola tiga bek. Artur Jesus Vieira, Lucas Silva, Rony Esar Feliks Beroperay, Nazar Nurzaidin, Dendi Maulana, Andri Ibo, Gavin Kwaan Adsit, Donny Monim, Yuswanto Aditya, Imanuel Rumbiak, dan Ahmad Mahrus Bachtiar memenuhi kuota pemain belakang Barito Putera.