Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Antara Kompetitif dan Lagu Lama

4 November 2018   13:10 Diperbarui: 5 November 2018   20:47 1288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: imgcop.com

Skemanya hampir sama dengan musim lalu. Beberapa tim dengan mudahnya mengajukan penangguhan pertandingan dan betapa mudahnya pula operator Liga mengiyakan permintaan mundurnya jadwal laga. Jika musim lalu tim paling dirugikan adalah Bali United, musim ini saudara mereka dari segi bisnis pun kena: Persib Bandung.

Seperti kita ketahui musim lalu Bhayangkara FC dinyatakan sebagai juara Gojek Traveloka Liga 1 2017. Bahkan hal ini sempat jadi polemik di meja FIFA, bagaimana ketika itu FIFA merilis bahwa yang juara berdasarkan klasemen GT Liga 1 adalah Bali United. Namun, PSSI dan Operator Liga bersikeras dengan versinya sendiri bahwa yang juara tidak lain dan tidak bukan adalah tim milik kepolisian Republik Indonesia.

Pendeknya, gelar juara yang didapat oleh tim berjuluk The Guardian ini ditentukan oleh sanksi komisi disiplin PSSI yang menyatakan bahwa laga antara Mitra Kukar vs Bhayangkara FC yang digelar pada 3 November 2017 dan berakhir imbang itu tidak sah. Karena Kukar dianggap memainkan pemain yang mendapatkan larangan bermain selama dua pertandingan akibat kelakuan buruk di pertandingan sebelumnya. Pemain tersebut adalah Mohamed Sissoko.

Tim berjuluk Naga Mekes lantas dijatuhi hukuman kalah Walk Out (WO) serta denda 100 juta rupiah. Tentu saja Kukar dan Bali United tidak tinggal diam, Kukar yang tak rela poinnya dipangkas langsung mempertanyakan Nota Larangan Bermain (NLB) pemain asal Mali yang saat itu tidak diberitahukan sebelumnya.

Sedangkan bagi tim Semeton Dewata, mereka merasa dirugikan karena kemungkinan juara Liga 1 musim itu kian menipis. Kekhawatiran Bali United pun terbukti, Bhayangkara menang melawan Madura United pada 3 November 2017 dengan skor 3-1. Sebetulnya kompetisi belum benar-benar usai, karena masih ada pekan terakhir. Tim arahan Simon Mcmenemy ini masih punya satu laga sisa melawan Persija Jakarta di pekan terakhir.

Tapi Bali telah menghitung jika pun Bhayangkara kalah di laga terakhir dan Comvalius dkk menang saat lawan Persija Jakarta poin mereka akan sama: 68 poin. Dan berdasarkan hitungan head to head Bali kalah dari tim binaan kepolisian itu. Kejadian tersebut hanya garis besar dari beberapa transaksi dibawah meja sepakbola Indonesia musim lalu.

Operator liga beserta jajarannya yang selalu bercerita jika kompetisi sepakbola nasional jauh lebih baik dari sebelum-sebelumnya merupakan omong kosong belaka. Karena dimusim ini, dibalik tipisnya poin papan atas, papan tengah, dan papan bawah yang menarasikan betapa kompetitifnya Liga 1 2018. Masih ada sederet "lagu lama" yang dimainkan pihak tertentu.

Data source: Simamaung dan CNN Sports.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun