Sedang Persija masih memiliki satu tabungan pertandingan. Melawan Persebaya (4/11), PS Tira (10/11), PSM (16/11), Sriwijaya FC (24/11), Bali United (2/12), dan terakhir lawan Mitra Kukar (8/12). Jika dibanding dengan Persib, calon lawan Macan Kemayoran sedikit lebih berat dan berpotensi menyulitkan Simic dkk meraih gelar juara. Namun, positifnya tim arahan Teco ini mendapat suntikan motivasi lebih dari Jakmania. Terhitung ada tiga laga kandang yang bisa dimaksimalkan.
Berbeda dengan PSM Makassar, jalan menuju tangga juara yang akan mereka hadapi lebih terjal lagi. Selain bertemu sang rival Persija Jakarta, mereka akan menghadapi Persipura dan Persebaya yang tengah bangkit dari keterpurukan.
Petualangan akan dimulai saat menjamu Persipura Jayapura (4/11), Persebaya (10/11), Persija (16/11), Bali United (25/11), Bhayangkara FC (3/12), PSMS (9/12). Sama seperti Persija, meskipun agenda pertandingan mereka berstatus lebih berat dari Persib, tim Juku Eja akan masih menjalani laga kandang/tandang bersama para pendukungnya secara langsung di stadion.
Ketiga tim tersebut memiliki keuntungan dan kemungkinan terburuknya masing-masing. Sejatinya lawan terberat mereka adalah diri sendiri. Di fase ini, sedikit eror tak lagi bisa ditoleransi. Siapa yang kehilangan fokus, maka Ia yang akan tergelincir.
Analisa Pertandingan Bhayangkara FC VS Persib Bandung
Hasil dari laga yang digelar di Stadion PTIK, Jakarta, pada Sabtu (3/11) sore kemarin akhirnya sangat menentukan kemana arah selanjutnya tim Persib musim ini.
Apakah Gomez akan melanjutkan opsi pertama (Juara), atau malah harus fokus di opsi kedua (bertahan di zona kompetisi Asia). Hariono cs berhasil membawa pulang tiga poin meskipun dengan beberapa catatan mencolok yang perlu diperbaiki di laga selanjutnya.
Persib mengawali laga dengan memainkan punggawa yang baru saja lepas sanksi, diantaranya Joni Bauman dan Ezechiel. Terbukti keberadaan keduanya cukup berkonribusi bagi tim. Masalah Final Third sedikit mampu menemui solusi dengan duet tersebut. Bahkan, mereka punya andil besar atas kemenangan Persib dilaga ini dengan masing-masing mencetak satu gol plus tambahan assist bagi Ezechiel.
Sejak pertandingan Bali United dan beberapa pertandingan kebelakang, persoalan rumit di era Djadjang Nurdjaman itu kembali menyeruak. Pemain yang ditugaskan offensive kehilangan akal dalam menembus zona final third. Inkyun Oh tidak memberikan jawaban sama sekali, bisa jadi turunnya performa Inkyun lebih disebabkan kepada absennya tandem dilini tengahnya: Dedi Kusnandar.
Sangat terlihat jika konsentrasi bermainnya agak terpecah, selain menyerang Ia sedikit ekstra membantu Kim Kurniawan/Hariono di jangkar permainan. Dengan kewajiban barunya membantu pertahanan, pemain nomor punggung 33 ini jadi tidak leluasa seperti biasanya saat mengalirkan serangan.
Bahkan di laga melawan Bhayangkara FC Inkyun memperlihatkan rasa frustasinya setelah di babak pertama offensive action-nya tak terlihat sama sekali.