Harmoni, sedikit kesalahan, defense kokoh, permainan efektif, dan menjadi tuan di lapangan merupakan definisi permainan Persib musim ini. Sebelum libur Asian Games 2018 Persib memperlebar jarak dengan para kompetitornya menjadi 7 poin.
Namun, ketika ritme permainan sedang menanjak masalah eksternal mengganggu konsentrasi tim. Tepatnya ketika terjadi pengeroyokan yang berujung kematian Haringga Sirila salah satu supporter Jakmania.
Sanksi demi sanksi dari Komisi Disiplin PSSI terus diarahkan kepada tim Persib. Bahkan hukuman yang tidak ada sangkut pautnya dengan peristiwa kematian Haringga pun terus menyinggahi tim Persib yang kadung berada di puncak klasemen, semisal larangan bermain kepada para pemain kunci serta Fernando Soler yang memiliki tupoksi penerjemah Mario Gomez.
Setelah partai el classico melawan Persija Jakarta itulah Persib tak pernah lagi turun dengan starting eleven terbaiknya. Sejak itu pula, Persib kehilangan poin demi poin sebagai tim musafir sekaligus tim yang merasa digembosi PSSI secara non teknis, karena komisi banding yang menjadi lajur persib mencari keadilan pun masih enggan menyatakan sikap sekaligus putusan banding yang dilayangkan Persib jauh-jauh hari.
Sampai artikel ini ditulis, Persib melorot ke peringkat tiga klasemen sementara dengan 46 poin di bawah PSM Makassar (50 poin) dan Persija Jakarta (48 poin).
Lupakan Musim Ini
Jika ada kalimat yang pas untuk menghibur diri atas tren negatif yang sedang menghinggapi Persib adalah "Lupakan musim ini". Statistik mencatat jika 5 pertandingan terakhir Persib berakhir negatif. 3 kekalahan dan 2 hasil seri seolah menjadi hipotesis bahwa pacuan gelar juara telah habis bagi Persib. Gomez telah melakukan pelbagai cara untuk merumuskan kembali strategi tanpa pemain pilar, namun hasilnya nihil.
Persib yang sebelumnya menyandang status tim paling sedikit kebobolan berubah menjadi tim paling mudah dibobol, dalam lima laga terakhir Deden Natshir 8 kali memungut bola dari gawangnya. Sedangkan dalam urusan membobol gawang lawan, rapor para pengganti Ezechiel dan Bauman masih sama merahnya dengan lini pertahanan. Mereka hanya sanggup menceploskan 4 gol dalam periode yang sama.
Action map saat meladeni Irfan Bachdim cs merepresentasikan ada yang salah dengan organisasi permainan Maung Bandung. Babak pertama Persib hanya menghasilkan 3 shot on target, 5 shot off target, 7 successful cross, 4 key pass, dan 0 goal.
Dapat kita simpulkan bahwa offensive action Persib secara keseluruhan mengalami kebuntuan. Mereka berhasil menguasai pertahanan Serdadu Tridatu namun tidak ada yang berani mengambil solusi untuk menyelesaikan serangan. Febri terlalu banyak menekuk bola, padahal ruang untuk melakukan shot beberapa kali terbuka lebar.
Di babak kedua pun offensive action dari Inkyun dkk masih belum lebih baik dari babak pertama. 3 shot on target, 5 shot off target, 6 sucessful cross, dan 5 key pass. Perbedaannya di babak kedua mereka bisa menghasilkan gol.