Dengan begitu, menyoal kekuatan Timnas kita tak lagi bertanya: siapa saja pemainnya? Tapi kurikulum tersebut lah yang jadi karakter utama.
Hal tersebut juga bisa membuat kita bernapas lega jika kemudian pihak klub kadung rewel memberikan pemain terbaiknya untuk Timnas. Karena bisa jadi kepercayaan Luis Milla pada pemain muda di Indonesia kian meningkat.
Sejak awal seleksi skuad AG 2018 pun Luis sebenarnya belum terlalu percaya jika pemain senior bisa membantu Hargianto cs bermain lebih baik. Andritany hanyalah pengecualian dari masih minimnya pengalaman penjaga gawang dilevel junior dan duet Beto-Lilipaly sebagai solusi cepat atas macetnya kran gol Timnas U-23.
Namun semua tergantung pada tekanan. Apa target yang akan dicanangkan oleh federasi. Karena semua butuh pengorbanan dan proses. Jika targetnya juara Milla akan memaksa pemain senior yang telah terkuras energinya di kompetisi untuk bermain lagi di Piala AFF plus segala konflik sengketanya.
Sekali lagi ini tentang sudut pandang, pengorbanan dan kesabaran yang dibalut oleh optimisme yang tinggi. Tetap berada di titik konsistensi negatif: berpikir satu dua langkah. Atau meniru Jepang dengan rencana matang serta lesatannya dimasa yang akan datang!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H