Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Indra Sjafri dalam Perspektif Pembinaan

10 Juli 2018   18:10 Diperbarui: 10 Juli 2018   18:18 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena bisa kita ketahui bersama, menjalankan kompetisi usia muda itu berat. Tak ada hitung-hitungan laba disana. Tidak ada tiket penonton, brand peserta, value pemain, yang bisa menyedot keuntungan.

Dalam hal ini, selain kompetisi Liga 1, Liga 2, Liga 3, dan Piala Indonesia. Badan Liga harus mulai fokus membenahi kompetisi usia muda. Bisa saja tiap klub profesional yang berlaga di Liga 1 dianjurkan untuk membangun sebuah tim muda yang yang berkompetisi dibawah naungan federasi dan outputnya bisa dimanfaatkan oleh Timnas U-16 dan Timnas U-19.

Kekalahan yang Kita Butuhkan

Pada akhirnya Timnas U-19 bisa belajar banyak saat mereka kalah dari Matee Sarakum cs di laga pamungkas Grup A. Meski demikian kekalahan ini tak menggugurkan sedikitpun kesempatan Garuda Nusantara berlaga di fase berikutnya. Mereka lolos dengan status runner-up grup dibawah Thailand.

Coach Indra sekali lagi melakukan rotasi dengan memainkan David Rumakiek di posisi bek kiri, Rifad Marasabessy di sektor bek sayap kanan, Aji Kusuma di lini depan,  Aqil Savik menggantikan Muhammad Riyandi sebagai penjaga gawang, serta memainkan Saddil dan Todd Ferre sejak menit awal.

Nathawut Chootiwat membungkam gemuruh Delta Sidoarjo dengan golnya di menit ke-41, tak berselang lama setelah turun minum Matee Sarakum semakin membuat stadion yang terisi 25 ribu penonton itu makin hening. Setelah gol tersebut Timnas U-19 kita baru mendominasi permainan, sehingga di menit 84 Rifad Marasabessy memperkecil skor menjadi 2-1.

Meskipun Todd Ferre, Saddil, M. Rafli Mursalim, dan Witan Sulaiman bergantian menggempur tembok kokoh Thailand skor tetap tak berubah (2-1). Kekalahan yang sangat berharga menurut saya, semangat belajar dari para pemain akan membuat mereka lebih kokoh. Jika targetnya AFC Cup coach Indra mendapatkan evaluasi yang berharga dari laga ini.

Memang banyak sekali supporter kita yang sangat kecewa dengan hasil ini dan mereka hanya perlu diingatkan bahwasannya tim U-19 ini masih dalam konteks pembinaan dalam tatanan sistem pembinaan sepakbola Indonesia. Targetnya hanya tentang bagaimana tim ini bisa berproses yang kemudian berbuah progres. Sesuai dengan apa yang dipikirkan oleh pelatih Indra Sjafri dalam rotasi demi rotasi dan steatmen yang selalu diawali dengan: "Kami mendapat pelajaran hari ini".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun