Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Michael Sablon Bapak Revolusi Sepak Bola Belgia

7 Juli 2018   14:17 Diperbarui: 8 Juli 2018   07:16 1076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Italia passing menjadi materi pokok dan selalu ada disetiap sesi latihan. Pun dengan di Jerman, Inggris, dan negara lainnya. Sekali lagi, tidak ada yang spesial dengan pemikiran seorang Michael Sablon saat merevolusi sepakbola Belgia. Menyoal persepsi pun sama dalam memandang sepakbola usia dini.

"Jika tujuan Anda memenangkan pertandingan. Tolong berhenti saja jadi pelatih. Hentikan pembinaan, lalu pergi saja memancing", katanya. Itu mungkin yang membedakan sistem pembinaan Indonesia dengan Belgia. Di Indonesia, Timnas junior di berbagai jenjang usia sudah diberi target yang macam-macam.

Itu kenapa Syamsir Alam, Yongki Ariwibowo, Yandi Sofyan, dan lain-lain layu sebelum berkembang. Bisa saja mereka terlalu berpuas diri dengan apa yang sudah mereka raih di level junior. Berbicara revolusi sepakbola, kita pernah melihat betapa Jerman melakukan perombakan besar-besaran terhadap sistem pembinaan dan pelatihan atlet sepakbolanya.

Jerman butuh waktu 14 tahun untuk benar-benar menuai hasilnya. Pun dengan Jepang, dulu saat Mario Kempes bermain di Indonesia, federasi sepakbola Jepang pernah menjadikan Indonesia sebagai tempat observasi. Artinya Jepang pernah belajar ke Indonesia. Tak jauh seperti saat Sablon pergi ke selatan dan Utara untuk mengumpulkan referensi program dan sistem sepakbola.

Bagi Sablon, butuh 6.5 tahun agar kurikulumnya diterapkan di seluruh penjuru negeri di Belgia. Namun hasilnya tak berjalan mulus. Belgia menerima kekalahan 6-1 saat menerapkan formula 4-3-3. "Orang-orang di asosiasi mencibir kami. Namun kami meminta mereka bersabar. Dan benar saja empat tahun kemudian (Piala Eropa U-17 2007) kami masuk posisi empat besar. Itu adalah hasil mengesankan dari buah kesabaran", Sablon mengingat momen itu.

Kevin de Bruyne dan Eden Hazard merupakan talenta yang langka. Namun sepertinya kedalaman skuat Belgia tak akan berhenti di generasi mereka saja. "Lihatlah tim U-21. Lihatlah tim U-17. Kami memiliki pemain bagus di kelompok 16 tahun juga. Saya minta maaf tetapi (generasi Eden Hazard cs) ini bukan kebetulan. Kami memiliki sistem dan kami memiliki visi. Ini bukan hanya generasi emas. Dan generasi emas ini akan terus berlanjut", ungkap Browaeys kepada skysports.

Sablon kini telah pergi. Jasanya tengah dipergunakan oleh Federasi Sepakbola Singapura (FAS). Sejak 2015 Ia menjabat direktur teknik disana. Namun kinerjanya dalam membangun fondasi sepakbola Belgia tak akan pernah mudah dilupakan.

Andai saja Sablon memiliki reaksi berbeda saat uji coba sistemnya dipermalukan dengan kekalahan 6-1 dan asosiasi mencibirnya. Mungkin saja hari ini Neymar cs tak pulang lebih cepat dari Rusia. Sebuah pembelajaran yang dapat kita ambil dari Sablon soal sistem pembinaan adalah kesabaran. Hal yang kerap terlupakan di Indonesia, negeri yang kaya potensi sepakbola ini.

Jika kita memberlakukan perhitungan matematis untuk revolusi sepakbola sebuah negara. (Jerman yang butuh 14 tahun untuk jadi juara dunia), revolusi dari Sablon ini akan matang atau mencapai puncaknya tatkala Belgia tampil di Piala Dunia 2022 atau lebih cepatnya di Piala Eropa 2020. Bahkan di Piala Dunia Russia bisa saja masyarakat bola Belgia meminggirkan hitungan matematis itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun