Mohon tunggu...
Gilang Mahesa
Gilang Mahesa Mohon Tunggu... -

Saat ini terus berjuang untuk membangun peradaban yang lebih baik , ini adalah akun pribadi - | CEO DBInvestment-Dirut Inilah Media Jabar-Komisaris Inilah Digital Media - Football Lover - Persib Salawasna - Socialpreneur - CSR Consultant |

Selanjutnya

Tutup

Bola

#PSSITuntas: Sebuah Ikhtiar

31 Agustus 2016   13:41 Diperbarui: 31 Agustus 2016   13:55 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

17 Oktober 2016 adalah momentum bagi sepakbola Indonesia untuk bisa menatap masa depan nya, merenda jalan baru untuk sepakbola Indonesia yang lebih baik. Setelah kegaduhan yang tidak selesai sejak tahun 2010, momentum ini harusnya digunakan oleh semua pihak yang mencintai sepakbola Indonesia untuk menunjukan bahwa Sepakbola Indonesia bisa berubah menjadi lebih baik, bahwa publik yang mencintai sepakbola Indonesia bisa melihat adanya cahaya, adanya harapan akan masa depan sepakbola Indonesia.

Harapan-harapan ini akan menjadi sesuatu yang tidak berarti manakala kemudian semua pihak terjebak pada ‘kecantikan’ bungkus dan lupa nilai-nilai esensi sebenarnya yang harus dibangun dari momentum tanggal 17 Oktober 2016 ini. Olehkarena itu ijinkan saya menyampaikan beberapa hal sebagai kontribusi dan rasa cinta saya pada sepakbola Indonesia.

Kongres Luar Biasa ( KLB ) PSSI tanggal 17 Oktober 2016 nanti setidaknya harus bisa memberi jalan bagi terselesaikannya 5 hal masalah utama sepakbola Indonesia, yaitu :

  1. Tuntasnya persoalan Tata Kelola Organisasi
  2. Tuntasnya persoalan Kompetisi
  3. Tuntasnya persoalan Pembinaan Usia Muda
  4. Tuntasnya persoalan Prestasi
  5. Tuntasnya persoalan Finansial

Saya rasa, siapapun nanti yang menjadi pemegang kekuasaan federasi sepakbola Indonesia, 5 hal ini harusnya menjadi suatu tekad, cita-cita yang dijalankan dengan sepenuh hati untuk membangun masa depan sepakbola kita yang jauh lebih baik.

Saya akan coba jelaskan secara singkat seperti apa Lima ( Panca ) Tuntas tersebut

A. Tuntas Tata Kelola Organisasi

Sepanjang 5 tahun terakhir ini, sepakbola Indonesia begitu riuh soal Tata Kelola ini. Jadi pembicaraan disemua level, dibuatkan berkali – kali acara di televisi bahkan jadi bahan rapat dikantor kementrian dan istana presiden. Tapi 5 tahun keriuhan yang dibangun banyak pihak tersebut hanya satu yang benar-benar jadi sebuah produk bagi terciptanya sebuah tatanan Tata Kelola yang lebih baik, yaitu Permendagri No 22/2011 yang melarang klub sepakbola profesional menggunakan dana APBD, selain itu bicara soal Tata Kelola Sepakbola yang lebih baik bagaikan jauh panggang dari api, bahkan setelah rezim berganti 3 kali –era Nurdin Khalid, era Djohar Arifin, era La Nyalla- soal Tata Kelola ini hanya kuat ditataran isu saja, jadi jargon kampanye para pihak

Olah karenanya, momentum saat ini harus benar-benar dimanfaatkan mengembalikan semua proses pembenahaan sepakbola Indonesia kepada track yang tepat, terutama yang terkait dengan Pembenahana Tata Kelola Sepakbola Indonesia

Apa yang pertama kali harus dilakukan PSSI ? ....... segera membentuk Komite Reformasi PSSI

Komite Reformasi PSSI ini bertugas untuk menyiapkan semua hal yang dibutuhkan terkait dengan sistem yang mengikat dan mengatur fungsi dan tatanan kerja federasi. Komire ini harus berisi orang-orang independen dalam artian diluar jajaran pengurus dan anggota federasi sehingga terbebas dari kepentingan-kepentingan di jajaran elit federasi

Hal pertama yang dilakukan Komite ini adalah melakukan perubahan Statuta PSSI disesuaikan dengan Statuta FIFA yang baru yang telah dirilis FIFA pada bulan Mei 2016 . sesuai dengan amanat FIFA, seluruh anggotanya wajib melakukan penyesuaian dan perubahan merujuk pada statuta FIFA yang baru ini, termasuk Federasi Sepakbola Indonesia.

Apa saja yang akan berubah drastis berdasarkan statuta FIFA yang baru tersebut ?

  1. Mendudukan kembali status anggota federasi, ini akan menjadi satu perubahan yang signifikan di PSSI karena merubah komposisi member dan voters. Asosiasi Provinsi ( Asprov ) yang saat ini diposisikan sebagai member dan voters PSSI, dengan statuta baru akan didudukan kembali fungsinya seperti posisi konfederasi di FIFA, jadi bagian dari PSSI tapi tidak memiliki hak suara. Asprov nantinya difungsikan sebagai elemen yang membuka ruang bagi terciptanya kompetisi dan turnamen di wilayahnya sehingga pemain sepakbola memiliki cukup ruang untuk berkompetisi secara reguler, pelatihan-pelatihan terutama terkait dengan kursus kepalatihan. Dengan demikian kita tidak akan melihat lagi Asprov yang hanya bekerja saat ada kongres dan membangun suatu polarisasi politik sepakbola
  2. Merubah komposisi voters pssi. Saat ini dengan 777 anggota, ternyata hanya 107 anggota saja yang secara eksklusive mendapatkan hak suara, padahal menurut statuta semua anggota memiliki hak dan kewajiban yang sama , termasuk tidak boleh adanya perlakukan disriminatif terhadap satu anggota organisasi. Dengan demikian nantinya ke 777 anggota PSSI tersebut memiliki hak dan kewajiban yang sama, setara sebagai anggota federasi. Yang membedakan anggota hanyalah di level kompetisi dan bukan di level keanggotaan, tidak ada lagi ceritanya anggota yang bermain di level tertinggi lebih punya hak dibandingkan dengan anggota yang bermain di level terendah.
  3. Reformasi Komite Ekesekutif. Sesuai dengan statuta FIFA yang baru, struktur ecxo berubah menjadi Council / Dewan dengan komposisi anggota dewan yang lebih banyak dan merupakan representatif perwakilan setiap konfederasi. Dari 777 anggota PSSI, nantinya akan digrupkan berdasarkan wilayah Asprov-nya, lalu dihitung berdasarkan kuota anggota Council yang berjumlah kurang lebih 26 orang. Asprov yang memiliki jumlah anggota lebih banyak, akan mendapatkan keterwakilan anggota dewan yang lebih banyak pula. Dengan demikian kongres federasi hanya memilih presiden federasi dan menetapkan anggota council / dewan yang telah dipilih oleh anggota di setiap asprov.
  4. Komite – komite kerja Independen. Untuk membuat federasi bisa bergerak lebih cepat, maka Statuta baru membuka ruang bagi terbentuknya komite-komite adhoc independen . Kurang lebih ada 20an standing komite dan 2 badan judisial yang harus di bentuk untuk membantu berjalannya proses perbaikan di dalam tubuh federasi. Beberapa komite tersebut diantara :

Perubahan lain adalah tentang peran dan fungsi Sekjen Federasi yang lebih seperti Direktur Operasional Perusahaan dan bukan hanya sekedar urusan administratif federasi.

Komite Reformasi juga harus bisa membuat ruang bagi terciptanya proses Keterbukaan Informasi Organisasi terhadap publik, baik yang bersifat finansial dan Big Data Base yang meliputi member/klub, anggota, official , pemain dll. Jadi nantinya publik bisa mengakses secara terbuka seluruh informasi yang terkait dengan federasi dan sepakbola Indonesia dengan mudah dan transparan. Oleh karena itu Pembangunan Sistem Informasi Managemen PSSI menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses perbaikan Tata Kelola

Komite Reformasi juga harus memastikan bahwa terdapat ruang dan sistem yang dibangun dalam kerangka komunikasi yang baik dan sehat antara federasi dengan kekuasaan aparat negara. Oleh karenya perlu dibuat Komite Sinergitas Kelembagaan dimana didalamnya berisikan perwakilan dari setiap lembaga yang berkentingan dengan federasi, di komite inilah nantinya semua hal terkait konsolidasi, sinergi dan kolaborasi kepentingan di bicarakan.

Misalkan tentang pajak, semua elemen di dalam tubuh sepakbola Indonesia wajib mematuhi ketentuan soal pajak, tapi Komite bisa mengusulkan legal drafting kepada negara terkait dengan insentif pajak bagi pelaku olahraga. Demikian juga dengan persoalan ketenaga kerjaan, semua wajib mematuhi ketentuan perundangan yang berlaku, tapi Komite bisa mengajukan usulan kepada negara soal adanya aturan mengenai Perlindungan Ketenaga Kerjaan Olahraga supaya para pelaku olahraga ini terlindungi haknya termasuk terlindungi pada saat mereka terkena musibah cedera.

B. Tuntas Kompetisi

Kompetisi adalah urat nadi sepakbola Indonesia. Selama 5 tahun terakhir ini kita menyaksikan bagaimana urat nadi sepakbola Indonesia menghadapi tekanan, hambatan yang merusak pembuluh darah menuju jantung sepakbola Indonesia.

2 kali Breakaway League, 1 kali unifikasi yang unfairness dan akhirnya 2 tahun vakum kompetisi resmi, harusnya menjadi warning dan pengingat kuat bahwa hal tersebut jadi pelajaran berharga bagi sepakbola Indonesia

Vakumnya kompetisi resmi sepakbola Indonesia saat ini harusnya jadi momentum untuk melakukan proses perbaikan menyeluruh bagi kompetisi kita. Beberapa hal yang harus tuntas adalah :

  1. Struktur Kompetisi

Untuk membangun jenjang kompetisi yang sehat, level kompetisi profesional dibangun dengan 3 jenjang level yaitu I-League A, I-League B dan I-League C dengan sistem piramida ( di jenjang teratas jumlah pesertanya lebih sedikit dibandingkan dengan yang paling bawah ) , kompetisi amatir disusun dengan sistem Piala Dunia dimana babak kualifikasi dilakukan dimasing-masing Asprov dan babak final dilakukan secara home base tournamen. Peserta babak final berdasarkan pada perhitungan quota peserta kompetisi, jika di satu asprov pesertanya lebih banyak maka mendapat quota lebih banyak juga di babak final

2.  License

License ini terbagi menjadi dua hal yaitu license klub yang digunakan untuk menilai proses development sebuah klub dan yang kedua adalah license kompetisi yaitu license yang harus didapat klub sebagai syarat mengikuti kompetisi di level kompetisinya

ini yang harus dipahami dan dibedakan, mana ketentuan-ketentuan license yang menjadi syarat wajib untuk turun disebuah kompetisi dengan license yang digunakan untuk proses developmet klub.

Setiap klub yang akan bermain di level kompetisinya wajib mendapatkan license dan dilakukan setiap tahun, termasuk jika klub terdegradasi ke level di bawahnya tetap harus mendapatkan license untuk bertanding di levelnya

Klub yang belum bisa memenuhi seluruh ketentuan licence developmentnya maka harus dibantu advokasi oleh federasi, sedangkan klub yg tidak bisa memenuhi license kompetisi maka tidak diperkenankan ikut di level kompetisi tersebut dan turun level.  Slot nya digantikan oleh klub peringkat dibawahnya yang dapat memenuhi licence kompetisi

Apa saja syarat license klub untuk dapat mengikuti kompetisi ?

  • Aspek Legal Formal
  • Aspek Kesehatan Finansial
  • Aspek Ketenaga Kerjaan
  • Aspek Kewajiban Pajak
  • Aspek Infrastruktur
  • Aspek Security baik keamanan stadion, management ticket dan gate
  • Aspek Kesehatan
  • Aspek License pelatih dan staff official

Sedangkan terkait dengan development klub, untuk mendapatkan license A,B ,C atau D sesuai dengan license AFC/FIFA maka klub harus dapat memenuhi beberapa hal :

  • Aspek Legal Formal
  • Aspek Infrastruktur klub ( stadion, tempat latihan, mess pemain, fasilitas kesehatan, dll )
  • Aspek Akademi
  • Aspek Bisnis
  • Aspek Sosial
  • Aspek Pengelolaan Fans
  • Aspek media informasi

3.   Operator

Operator kompetisi haruslah dibuka secara terbuka kepada publik, dibuatkan skema bidding ( lelang ) yang terbuka dan adil, sehingga dapat diikuti oleh siapa saja baik dari luar ataupun dalam negeri

Operator kompetisi harus memastikan beberapa hal seperti berikut ini :

  • Terjaminnya pelaksanaan tata aturan sebagaimana yg disyaratkan
  • Terjaminnnya sustainable kompetisi
  • Terjaminnya sisi bisnis dan finansial
  • Memiliki skema pembagian hadiah yang adil untuk peserta kompetisi
  • Memiliki skema pembagian Hak Siar TV yang adil
  • Memiliki skema bisnis sponsorship yang jelas dan tidak merugikan peserta
  • Masa pengelolaan kompetisi 5 tahun, setelah itu akan dilakukan bidding kembali

4.   Finansial

Masalah finansial menjadi masalah yang cukup besar jika kita bicara soal klub dan kompetisi. Beban biaya yang harus di tanggung klub yang demikian besar selama satu musim kompetisi tidak diimbangi dengan kesehatan finansial klub yang memadai. Oleh karenanya untuk menjamin sebuah klub dapat mengaruhi satu musim kompetisi, persoalan finansial ini harus menjadi perhatian bagi federasi

Oleh karena nya perlu beberapa hal yang harus diterapkan kepada klub terkait dengan kompetisi ini :

  • Klub harus menyerahkan proyeksi penerimaan dan pengeluaran klub setiap musimnya sebagai syarat dari penilaian kesehatan klub untuk bermain di satu level kompetisi
  • Penerapan aturan finansial fairplay
  • Penerapan aturan Budget Caps
  • Penerapan aturan Deposit di setiap level kompetisi

Hal-hal diatas tadi sangatlah penting karena akan menjamin terpenuhinya hak dari pemain dan official team yang mengikuti kompetisi. Cukup sudah kita mendengar ada pemain atau official klub yang hak nya tidak ditunaikan dengan baik, bahkan diabaikan. Jika ini terjadi kembali maka pelakunya ( dalam hal ini klub dan PT pengelola klub ) harus dikenai sanksi yang tegas dan berat.

Oleh karena itu, federasi harus menyiapkan sebuah lembaga judisial bagi proses penyelesiaan sengketa pemain / official dengan klub, termasuk juga meng-advokasi jika akhirnya masuk ke ranah hukum formal negara.

5.  Pemain Homeground

Satu yang harus dibenahi dalam kompetisi kita adalah adanya ketentuan soal pemain homeground yang berada di dalam team dan di lapangan. Pemain Homeground adalah pemain asli binaan klub. Dengan ketentuan ini maka klub bukan hanya bisa membeli pemain hasil binaan klub lain karena mereka memiliki sumber dana yang cukup, tapi klub wajib melakukan pembinaan pemain sendiri

6.  Pemain Usia Muda

Klub profesional di setiap level wajib mengisi skuadnya dengan minimal 20% pemain berusia dibawah 20 tahun, termasuk kewajiban untuk memberikan jam bermain kepada setiap pemain muda. Hal ini perlu dibuat untuk membangun sebuah regenaris pemain yang berkesinambungan , yang muaranya nanti akan didapat oleh team nasional yang baik

7.  Pemain Asing

Pemain asing harus dibatasi secara jumlah dan di naikkan level kualitasnya, di level kompetisi I-League C pemain asing dilarang sama sekali

C.  Tuntas Pembinaan Usia Muda

Pembinaan Usia Muda adalah pondasi bangunan sepakbola Indonesia, program di bidang ini harus kuat untuk menjamin masa depan sepakbola Indonesia tetap bersinar cerah. Saat ini pembinaan usia muda dilakukan secara sporadis melalui SSB yang jumlahnya tidak bisa dihitung karena sebagian sudah berorientasi bisnis dibandingkan dengan prestasi dan akademi klub

Di masa depan, pembinaan usia muda dilakukan dengan 3 jalur pembinaan :

  • Jalur klub melalui Akademi Klub peserta kompetisi reguler
  • Jalur SSB
  • Jalur Diklat dan Pendidikan Formal dengan memasukan sepakbola sebagai bagian dari kurikulum olahraga di sekolah selain cabang olahraga lainnya seperti Atletik, Senam dan Renang

Walau dilakukan melalui 3 jalur, pembinaan usia muda harus dilakukan dengan standarisasi kualitas kurikulum yang sama  dan dibuatkan jalur-jalur kompetisinya secara reguler.

Data Base pemain usia muda harus berada dalam sistem terintegrasi sepakbola Indonesia sehingga proses pemantauan dan evaluasinya bisa dilakukan dengan baik

Program-program di pembinaan usia dini ini harus bisa disinergikan dengan program pemerintah di kementrian olahraga dan pendidikan, serta dengan BUMN untuk penyerapan dana CSR Bidang Pendidikan dan Kepemudaan. BUMN bisa menjadi bapak asuh dan sponsor bagi program-program pembinaan usia muda baik yg diselenggarakan federasi, asprov, SSB , diklat dan sekolah formal

D. Tuntas Persoalan Prestasi

5 tahun kedepan , Indonesia harus menghentikan kondisi kering prestasi dengan menjuarai event resmi tournamen antar negara.

Target untuk Teamnas Senior adalah juara AFF 2016, 2018 dan 2020 serta masuk ke putaran final Piala Asia 2023 setelah kita absen di Piala Asia 2019 karena tidak ikut kualifikasi akibat sanksi FIFA dan masuk putaran final kualifikasi Piala Dunia Qatar 2022 Zona Asia

Untuk Level Kelompok Umur, Indonesia harus menjuarai setiap event kelompok umur U16 dan U19 di level Asia Tenggara dan Lolos Piala Dunia Yunior 2020 untuk U 19 dan 4 besar Asian Games 2017, Juara Sea Games 2018 dan lolos putaran final zona Asia kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 untuk Level U23

Untuk teamnas  Futsal dalam 5 tahun kedaon dapat lolos Piala Dunia Futsal  dan untuk Teamnas Putri targetnya adalah tidak lagi absen dalam setiap turnamen resmi 3 tahun berturut-turut, untuk kemudian di tahun ke 4 ditargetkan sudah jadi juara di level Asia Tenggara

E.  Tuntas Finansial

Federasi Sepakbola Indonesia di era Reformasi ini mengantungkan urusan finansialnya pada sebuah kekuatan kelompo tertentu, akibatnya secara politis federasi tidak bisa bersikap mandiri dan independen. Oleh karena itu ketergantungan pada kelompok-kelompok tertentu untuk urusan finansial harus tidak lagi terjadi di era masa yang akan datang

Federasi harus kuat secara finansial dan mandiri memenuhi kebutuhan finansial organisasinya. Federasi memiliki asset Teamnasional dan kompetisi yang jika dikelola secara sehat akan membantu kesehatan finansial federasi

Hal-hal seputar TeamNas seperti TV Partner, Hak Siar, Sponsor, Pendapatan pertandingan baik resmi atau laga-laga ujicoba harus dikelola dengan benar untuk menaikkan trust dan revenue. Semua harus  dilakukan melalui proses bidding yang adil dan terbuka dengan benefit yang jelas bagi posisi teamnas dan federasi.

Selain lima hal tersebut, ada beberapa hal lain yang bisa menjadi program bersama antara PSSI dengan Pemerintah, seperti soal pembangunan kelayakan infrastruktur olahraga sebagai bagian dari penunjang percepatan perbaikan sepakbola Indonesia. Selain itu perlu adanya kepastian hukum soal posisi asset pusat pelatihan teamnas sepakbola Indonesia di Sawangan Bogor, jika fasilitas tersebut telah resmi secara hukum sebagai asset federasi, maka federasi bisa melakukan rencana pengembangan pusat pelatihan bekerjasama dengan FIFA melalui program Goals project.

Sebagai penutup, Kongres ini harus menjadi moment perbaikan sekaligus rekonsiliasi sepakbola nasional. Cukup melelahkan terus terlibat dalam konflik selama 5 tahun terakhir ini dan memakan korban yang tidak perlu. Klub-klub yang pada masa konflik mendapatkan perlakukan tidak adil dari federasi harus kembali di tempatkan sesuai dengan posisi sebelum konflik terjadi 5 tahun lalu. Tentunya proses penempatan tersebut haruslah memenuhi standar-standar ketentuan yang dilakukan dlm proses perbaikan sepakbola Indonesia secara adil dan benar, artinya klub yang kembali ditempatkan harusnya menunjukan bahwa dirinya memiliki kualifikasi dan syarat yang dibutuhkan karena proses penempatan tersebut tidak menghilangkan syarat-syarat license, tidak ada lagi yang namanya previllage.

Demikian Panca Tuntas untuk perbaikan sepakbola Indonesia. Semoga dapat diterima dengan baik oleh seluruh stakeholder sepakbola Indonesia , mohon maaf jika ada banyak salah dan kurang dari paparan ini. Harapan saya semua ini dapat membuka ruang untuk dapat berkiprah lebih luas dan lebih nyata untuk sepakbola Indonesia. Jika para stakeholder memberikan ruang kepada saya untuk berpartisipasi aktif berkontribusi bagi sepakbola nasional, saya menyatakan diri siap untuk dicalonkan sebagai bagian dari Struktur Federasi Sepakbola Indonesia baik sebagai Ketua Umum atau jajaran Anggota Council bahkan sebagai bagian dari Komite Ad Hoc Federasi

Terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya. Jangan Pernah lelah mencintai sepakbola Indonesia.

Bandung, Agustus 2016

KGM

Gilang Mahesa

nb : ini adalah bagian dari dokumen yang dikirim kepada beberapa voters dan member federasi sebagai bagian dari ikhtiar membantu sepakbola Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun