Sesuai dengan cerita di link yang aku ceritakan, aku kemudian bekerja sebagai office boy outsourcing di kantor pre-opening hotel tentrem. Mencuci piring, membersihkan dapurnya, membuat minuman, membersihkan toilet, mengosek kloset adalah keseharianku. Bahkan aku numpang hidup pada orang lain saat bulan pertama aku kerja sebelum menerima gaji.
 Walau begitu psosisi OB Outsourcing tak lantas membuatku patah arang, aku sudah ceritakan di link itu tentang bagaiamana aku belajar untuk memberikan peayan kelas bintang lima, dalam senyum, attitude, dan aku belajar sistem informasi perhotelan yang biasanya tak pernah diekspektasikan seorang housekeeping attendance tau hingga cara reservasi di sistem dan membuatku bisa menjadi staff di departemen front office. Seperti halnya telah aku ceritakan bahwa ini juga berkat manajemen Hotel Tentrem yang meritokrasi dan sangata mensuport perkembangan stafnya, sehingga wajar jika Hotel Tentrem sekarang adalah Hotel Bintang lima terbaik di Yogya. Hal itu tentu menjadi kenangan tersendiri, Dik, karena sebagaimana aku ceritakan aku belum mengubur impianku untuk masuk UI atau UGM kala itu dan tetap belajar di samping bekerja... tanpa bimbel.
Keajaiban pertama pun terjadi, aku diterima UGM (Ilmu Ekonomi) pada SBMPTN 2013 dan UI (Manajemen) pada SIMAK 2013. Peluang pertama bagi orang sepertiku untuk bisa kuliah.Di UGM kala itu aku ingat sekali mendapat UKT 1000.000/semester, masih cukup tinggi sebenarnya mengingat mencari uang di Jogja bukan perkara mudah.
Oh iya, aku sengaja tidak mengambil bidikmisi, karena jika hanya mengandalkan dari bidikmisi mahasiswa yang sudah tak ada support keuangan di kuliah sama sekali ini hanya akan tamat riwayatnya. Belum lagi bidikmisi seringkali turun terlambat.
Oleh sebab itulah aku mengambil dan sangat menyarankan Adik-Adik sekalian memilih BOPB (Biaya Operasional Pendidikan Berkeadilan) jika keterima di UI. Karena dengan mekanisme ini SPP kalian akan ringan disesuaikan dengan kemampuan bayar dari orang tua masing-masing. Jika mampu satu semester bayar 3 juta ya bayar tiga juta, kalau mampu bayar 1 juta/semester ya bayar segitu. Pun jika mampunya hanya Rp. 650.000/semester seperti yang aku alami saat itu pun demikian aku yang mengajukan BOPB Rp. 500.000/semester disetujui oleh UI dan aku hanya bayar Rp. 650.000/semester kala itu sebelum akhirnya aku mendapatkan beasiswa dari Maybank.
BOPB menurutku adalah salah satu keuntungan jika kalian diterima di UI. Karena tak ada tuh dipaksa memilih antara Rp. 1 juta atau Rp. 2 juta jika keluarga mampu bayarnya Rp. 1,3 juta misalnya. Ya untuk berkas memang cukup banyak, namun semua berkas itu ada semata-mata supaya bisa menjadi bahan verifikasi dari UI. Karena memang demikian adanya, BPB bukanlah beasiswa, itu adalah mekanisme supaya setiap orang yang keberatan membayar UKT (nama lain SPP) penuh sehingga bisa membayar sesuai kemampuan....DAN MASIH BERHAK MELAMAR DAN MENDAPATKAN BEASISWA yang jumlahnya sangat melimpah di UI.
Sehingga, setelah kalian melewati kesenangan akan diterimanya di UI, kakakmu ini sarankan supaya engkau juga menyenangkan orangtuamu dengan rela sedikit ribet guna mengurus beberapa berkas BOPB supaya beban biaya kuliahmu selama kurang lebih 4 tahun itu bisa menyesuaikan kemampuan orang tuamu jika keberatan membayar penuh. Betapa beruntungnya kau karena BOPB ini tak ada di setiap kampus, hanya di beberapa saja.Â
Sungguh, bahagia sekali rasanya mendapatkan BOPB itu, dan kini aku mendapatkan beasiswa. Meskipun kini kuliah tetap harus sambil bekerja untuk ikut membiayai hidup nenek yang telah merawatku dari keciil namun dengan ringannya biaya kuliah menjadi hal positif tersendiri. Â Selain itu aku juga bisa fokus mengembangkan kemampuan organisasi dan melanjutkan tradisi kemenangan berbagai lombadi tingkat nasional (detail ada di sini). Sungguh ingin rasanya aku menyambutmu dan mengucapkan selamat padamu hai next yellow jackets!
Lalu bagi yang belum keterima, its okay Guys, aku juga tidak diterima pada awalnya dan kini aku buktikan bahwa aku perform di sini. Berusaha lagi di ujian tulis yang penuh tantangan dan perjuangan itu. Putus asa hanya untuk orang-orang yang kurang mensyukuri anugrah dari Tuhan. Nikmatilah perjuanganmu, sungguh kini aku merasakan energi besar ketika mengingat kegagalan dan bagaimana aku tak menyerah kerenanya. Tak menyerah walau yang aku hadapi adalah cengkrama dengan piring kotor, urunoir dan kloset sedang impianku adalah berdebat dalam segi intelektual kala itu.
Satu kata penutup, ketahuilah hidup itu seperti saat engkau mendaki gunung: ketika perjalanan terasa berat, berarti saat itulah engkau sedang naik....
Salam Hangat