Dan lagi-lagi tak butuh belajar ekonomi di FEUI untuk tau bahwa orang dagang itu membeli murah dan menjualnya dengan keuntungan (selisih) tertentu. Bahkan penjual terasi pasar yang mungkin hanya lulus SD saja tau akan hal itu. Apalagi para pedagang minyak luar negeri yang lebih pintar dari pedagang terasi pasar! Ya mereka tau minyak di Indonesia jauh lebih murah dibanding di negara mereka, ya jangan salahkan logika dagangnya jika mereka membeli minyak di Indonesia dan menjualnya di negerinya........dan mereka ikut disubsidi!
Ah, sudahlah. Keegoisan dan tertutupnya mata hati orang pada kebijakan yang terlihat tidak populis memang telah banyak membutakan mata pikiran. Aku hanya hendak berdoa dua hal:
Yang pertama semoga segera dibukakan mata hati orang yang mengaku menggunakan nurani namun ternyata hatinya picik.
Kedua, aku berdoa semoga kita, pemakai kendaraan, yang tiap kali isi bensin DIBERI UANG oleh negara bisa tetap sehat, bisa tetap barokah rezekinya, bisa diampuni dosanya. Betapa tidak demikian? Karena setiap kali kita isi bensin, kita mendapat UANG LANGSUNG dari negara. Uang yang seharusnya untuk mereka yang lebih membutuhkan. Uang langsung yang bahkan ketika diberikan kepada orang tidak mampu (YANG MEMANG PANTAS MENERIMA) selama 6 bulan  saja kita protes itu sebagai tindakan pencitraan. Padahal uang yang mereka terima yang tidak seberapa jika dibandingkan yang diterima seorang pemilik mobil yang telah minum premium bertahun-tahun. DAN KITA DIAM SAJA, dalam kendaraan kita, santai saja ketika mengisi bensin.
Melupakan orang-orang macam Mbah Jum, pedagang kelapa dari Jangkang Sentolo. Melupakan saudara kita di Timur dan menganggap biaya logistik mahal adalah sebuag keniscayaan karena mereka lahir di sana. Tak peduli pada anak-anak Nangaseran, Kalimantan Timur supaya tidak sekolah jika hujan karena jalan menjadi lumpur dan sekolah bocor atapnya.
Semoga kita menjadi bagian orang yang masih bisa menggunakan NURANI... Amin...
Masih dalam semangat perjuangan hari pahlawan
Depok, 11 November 2014
Gigih Prastowo
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Orang yang berpikir dan  biidznillah punya nurani