Mohon tunggu...
Gigih Prayitno
Gigih Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Masih belajar agar dapat menulis dengan baik

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Nyaris Tenggelam, Musik Awal 2000-an Populer Kembali

3 Februari 2020   20:06 Diperbarui: 5 Februari 2020   12:27 944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masihkah Anda ingat band-band lawas yang hadir di awal tahun 2000an seperti Kangen Band, Radja, ataupun Naif? Buat mereka yang telah memasuki usia seprempat abad tentu tidak akan lupa.

Tapi apakah anak-anak dari generasi Z dan Gen Alpha mengenal nama dari kelompok band tersebut?

Sepertinya iya. Setelah 20 tahun pernah jaya, ternyata musik awal 2000an akan kembali menduduki hype trending di dunia entertainment.

Beberapa hari yang lalu, seorang pengguna Twitter @NepHanep mengunggah video yang menunjukkan Andika ex Kangen Band bernyanyi dan diiringi oleh banyak orang yang jelas sangat hapal dengan lagu itu. Unggahan itupun menjadi viral, dan hingga saat ini telah mendapatkan lebih dari 29 ribu retwit dan 54 ribu lebih likes.

Tidak hanya itu, David Bayu, vokalis band dari Naif mengunggah cuplikan Band Naif konser di Sekolah Citra Islami. Bagaikan paradok, lagu-lagu Naif seperti Air dan Api yang sudah berusia lebih dari 25 tahun ini masih relevan di kalangan anak SMA. Padahal, di era sebelumnya, seharusnya mereka yang hidup dengan lagu-lagu Naif ini sudah bekerja dan menikah.

Tren musik di Indonesia hampir setiap tahun berganti-ganti, dan hampir tak ada yang memprediksi jenis gelombang yang datang. Setelah sebelumnya musik Indie dan EDM, tahun ini sepertinya mereka yang pernah berjaya di awal tahun 2000an akan come back.

Didahului Didi Kempot, Reza Artamevia

Tahun 2019 yang lalu, siapa sangka lagu Berharap Tak Berpisah milih Reza Artamevia yang rilis 5 tahun kembali melejit di kalangan anak-anak Senopati yang diplesetkan menjadi "Senoparty". 

Tak lama setelah itu, yang lebih mengagetkan lagu-lagu Didi Kempot, bagaikan bom atom meledak tak terkendali.

Sebagai seorang musisi legend, Didi Kempot tentu tak menyangka lagu-lagunya dinikmati oleh orang-orang yang lebih muda dari lagu yang dia ciptakan. 

Seolah-olah double minority, lagu Jawa dengan genre campur sari yang identik dengan kesan lawas dan orang tua ini justru saat ini diminati oleh anak-anak muda.

Saking populernya, Didi Kempot beberapa kali trending baik di Twitter maupun Youtube. Orang-orang menjulukinya sebagai "The Godfather of brokenheart" dan para pendengar serta fans Didi Kempot mendapukkan diri dengan nama Sobat Ambyar.

Sepertinya tren naiknya kembali selera musik yang dulu pernah jaya akan berlanjut di tahun 2020, beberapa band lawas seperti Kangen Band, Naif, Radja, Wali dan lainnya akan kembali populer bahkan dengan pendengar yang baru.

Berdendang dan Bergoyang

Penonton Feel Koplo
Penonton Feel Koplo

Tanda-tanda melejitnya kembali musik pada awal 2000-an ini dimulai meledaknya lagu Sayang yang dibawakan oleh Via Vallen pada tahun 2018. Bahkan, aransemen ulang lagu "Sayang" yang ditayangkan pada Indonesian Choice Awards 5.0 di NET sempat menduduki trending di Youtube dalam beberapa pekan.

Baik Didi Kempot maupun Via Vallen berada di aliran musik yang sama, campur sari dan dangdut koplo. Hal ini hampir sama dengan musik-musik pada awal 2000 yang didominasi oleh genre melayu. 

Laksana berada dalam satu perahu, baik dangdut koplo maupun musik melayu mempunyai dua karakteristik yang sama-sama menonjol, berdendang dan bergoyang.

Lihat saja lirik lagu kedua aliran ini, sebagian besar bicara tentang kesedihan yang menyayat hati. Sedangkan musiknya, irama beat yang cepat dengan sentuhan koplo atau melayu akan mengajak semua penikmatnya untuk bergoyang.

Bahkan, duo pemandu nyanyian dengan nama Feel Koplo diminati oleh anak-anak muda sekarang ini. Feel Koplo adalah kelompok yang terdiri dua orang mereka menaransemen-ulang lagu-lagu yang populer baik lagu barat hingga lagu kartun dengan sentuhan koplo. 

Alhasil para penontonnya pun bisa dengan fasih menyanyikan lagu-lagu tersebut dengan bergoyang.

Memasuki Usia Matang dengan Kenangan Nostalgia

Untuk mereka yang pernah hidup dari lagu-lagu Kangen Band, Radja, Samson, Wali dan lainnya seharusnya saat ini mereka sudah berusia matang. Beberapa di antara mereka pastinya sudah bekerja dan menikah.

Seiring dengan berjalannya waktu, tentu mereka hidup dengan kenangan-kenangan masa silam yang tak ingin dilupakan, salah satunya lagu-lagu yang pernah mereka dengarkan. Kadang, lagu-lagu tersebut bercerita lebih keras dan lantang tentang kenangan mereka.

Pada masa jaya-jaya musik melayu, banyak yang menganggap aliran musik ini adalah jenis musik banci, tidak gahar dan keren sama sekali. 

Sepertinya di waktu itu banyak yang menipu diri mereka sendiri karena ikut-ikut gengsi. Buktinya, setelah 20 tahun hadir, lagu-lagu dari band yang kebanyakan melayu ini masih familiar di telinga mereka yang sudah tak lagi muda.

Bila dahulu mereka malu-malu dan merahasiakan bahwa menyukai lagu melayu, dengan keadaan saat ini sepertinya sudah banyak yang tidak perduli.  Mereka lebih memilih untuk terhanyut dalam kenangan sembari berdendang dan bergoyang.

Dengan dentuman bas dan drum yang khas awal 2000an, mereka yang lelah dengan kesibukan pekerjaan memilih untuk bersenang-senang dengan kenangan di masa silam. 

Menjadi Diri Sendiri, Identitas Bangsa

Tentu saja hal ini bukan menjadi sesuatu yang negatif, bagaimana orang memilih bersenangan tanpa peduli jenis musik yang dimainkan. Jenis-jenis musik seperti melayu, dangdut, campur sari sudah menjadi identitas bangsa yang terikat kuat.

Mau disangkal atau tidak, hampir 80 persen orang Indonesia pasti pernah mendengar salah satu dari jenis genre musik tersebut. Tentu varian jenis musik dan penikmatnya tak utuh menjadikan Indonesia seragam, justru dalam keberagaman dan goyangan menjadi satu identitas kita sebagai orang Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun