Mohon tunggu...
Gigih Prayitno
Gigih Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Masih belajar agar dapat menulis dengan baik

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Babak Baru Kasus Novel Baswedan, Titik Temu atau Harapan Palsu?

27 Desember 2019   22:30 Diperbarui: 28 Desember 2019   12:13 968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua Tahun Novel Baswedan Disiram Air Keras | Kompas.com

Hal ini pun menjadi pertanyaan besar, kenapa pengungkapan peristiwa penyiraman air keras kepada Novel Baswedan ini terkesan sangat lamban ketika kepolisian di bawah komando Tito Karnavian. Saat Tito menjabat sebagai Kapolri, 2,5 tahun pelaku penyiraman air keras ini tidak terungkap semua.

Begitu kontras dimana belum genap dua bulan Idham Aziz dilantik oleh Jokowi menjadi Kapolri baru, langsung berhasil menangkap pelaku penyiraman air keras ini. Apakah ada udang di balik batu atas pembiaran ini.

Titik Temu atau Harapan Palsu?

Novel Baswedan | Kompas.com
Novel Baswedan | Kompas.com
Setelah pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik KPK ditangkap, apakah kasus ini menjadi titik temu untuk mengungkap aktor besar yang di balik peristiwa itu, atau hanya menjadi harapan palsu belaka.

Melihat ke belakang, beberapa kasus yang melibatkan kepolisian selalu berujung mengawang-awang dengan kecurigaan bahwa kedua pelaku yang merupakan polisi aktif, akan diinvestigasi oleh polisi dan kemudian didampingi juga oleh polisi.

Belum lagi, Ketua Presidium LSM Indonesia Police Watch (IPW) mengklaim mengetahui informasi A1 pelaku penyerangan Novel Baswedan tersebut dilatarbelakangi oleh kesal dan dendam. Namun sayangnya, tidak dijelaskan dengan rinci alasan kenapa pelaku dendam terhadap Novel Baswedan. Bila nanti tidak ada pengembangan lebih lanjut, maka kasus ini hanya bersifat personal tanpa ada aktor besar di belakangnya.

Dan bila kasus Novel Baswedan dilatarbelakangi masalah personal hanya karena kesal dan dendam, tentu hal ini akan menjadi pertanyaan besar, seperti kenapa kasus ini berlarut-larut hingga waktu penantian yang sangat panjang bila hanya ada dua pelaku lapanagan, belum lagi isu KPK Taliban yang didengungkan oleh para buzzer.

Bila yang ditangkap hanya  pelaku lapangan saja, sepertinya rakyat Indonesia harus berlapang dada.

Yang jelas, kredibilitas dan integritas pemerintah dan kepolisian dipertaruhkan pada kasus Novel Baswedan, mengingat kasus ini sudah menjadi concern dalam skala nasional. Kegagalan pihak-pihak terkait untuk mengungkap dalang penyiraman air keras bisa juga berarti kegagalan kepolisian dan pemerintah membangun rasa percaya pada pemerintah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun