Berdasarkan kesimpulan Tim Gabungan yang dibentuk Polri sebelumnya, penyerangan Novel Baswedan ini masih berhubungan dengan pekerjaan Novel sebagai penyidik KPK. Diduga ada enam kasus high profile yang menjadi penyebab Novel Baswedan diserang yang bahkan melibatkan anggota kepolisian.Â
Hal inilah yang meyakini tentu pelaku tidak hanya dua orang. Mungkin pelaku lapangan hanya dua orang, namun aktor besar dibalik kejadian tersebut masih dipertanyakan, apakah aktor intelektual tersebut adalah "orang besar" yang berkongkow dengan jenderal yang punya punya bintang besar atau akan dibiarkan begitu saja memudar.
Enam Plus Satu Kasus High Profile
Enam kasus high profile tersebut diantaranya mega korupsi e-KTP yang menyeret mantan Ketua DPR Setya Novanto dan beberapa nama lainnya, kemudian sengketa pilkada dan tindak pidana pencucian uang yang melibatkan mantan Ketua MK, Akil Mochtar, suap untuk penanganan sejumlah perkara yang melibatkan beberapa perusahaan di bawah Lippo Group yang melibatkan Sekjen MK, Agung Nurhadi.
Ada juga kasus mantan Bupati Buol yang tertangkap tangan menerima suap atas rekomendasi izin usaha perkebunan dna hak guna perkebunan PT HIP/PT CCM di Buol, kasus ini disidik dan dipimpin sendiri oleh Novel Baswedan.
Selanjutnya kasus korupsi Wisma Atlet yang melibatkan banyak orang penting di pemerintahan SBY dengan nilai kerugian negara mencapai lebih dari Rp 25 miliar.
Dan yang terakhir kasus pencurian sarang burung walet yang terjadi pada tahun 2004 saat Novel Baswedan menjabat sebagai Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polda Bengkulu yang disebut menembak enam pelaku yang berujung pada satu pelaku tewas.
Selain enam kasus tersebut, ada satu kasus lagi yang terlupa yang juga diduga menjadi penyebab peristiwa penyiraman Novel Baswedan, yakni korupsi suap impor daging dengan tersangka Basuki Hariman.
Kasus suap impor daging ini kemudian berkembang menjadi kasus "buku merah" dengan dugaan perusakan barang bukti yang berisi catatan daftar penerima suap yang dilakukan oleh dua penyidik yang berasal dari Polri.
Ada dugaan dalam kasus suap impor daging tersebut mengalir dana ke Kapolri yang menjabat saat itu, yakni Jenderal Pol Tito Karnavian yang saat ini menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri.