Masalah lainnya adalah Faldo maju dengan PSI sebagai partai pengusungnya. Pertama Faldo akan dianggap "penghianat" atau "kutu loncat" yang akan akan menjadi serangan utama untuk lawannya nanti.
Namun sebelum sampai di sana, untuk bisa mencalonkan diri ke Pilkada Sumbar ada beberapa hal yang harus dilalui oleh Faldo dan PSI.
Pertama, PSI adalah partai tidak mendapatkan kursi di Sumatera Barat karena terganjal ambang batas minimal presidential threshold. Padahal untuk maju ke Pilkada melalui partai politik, setidaknya parpol atau koalisi parpol tersebut mempunyai kursi minimal 20 persen di DPRD.
Ini artinya, PSI harus mencari koalisi dan melobi beberapa "partai besar" di Sumatera Barat dengan deal-dealan politik yang terjadi di belakangnya. Tentu saja ini tidak mudah melihat PSI tidak mempunyai nilai tawar yang besar di Sumbar yang bisa saja akan dipandang sebelah mata.
Atau cara lainnya adalah Faldo maju sebagai calon independen non-partai yang syaratnya juga tak mudah, yakni harus mengumpulkan suara dukungan 7,5 persen dari daftar pemilih tetap (DPT) di Sumbar.
Diketahui DPT Sumatera Barat sebesar 3,7 juta, jadi setidaknya Faldo harus mendapatkan dukungan sebanyak 277.500 suara terlebih dahulu baru bisa mencalonkan diri di Pilkada Sumbar 2020.
Faldo dan PSI Faldo harus mendapatkan dukungan dari warga Sumbar dengan rentang waktu yang tidak panjang, yakni sekitar 9 bulan.
Tantangan lainnya yang juga tak bisa dihindarkan adalah, Faldo harus bertarung di Sumatera Barat yang pada Pilpres 2019 mayoritas penduduknya adalah pendukung Prabowo-Sandi.
Berdasarkan rekapitulasi suara dari KPU, di Sumbar pasangan Prabowo-Sandi menang telak dengan 85,95 persen suara dan Jokowi hanya mendapatkan 14,05 persen suara.
Sepertinya akan banyak masyarakat Sumbar yang menganggap Faldo sebagai penghianat, padahal akan lebih mudah mendapatkan suara bila Faldo maju lewat PAN, tapi PAN sendiri akan gamang di PAN Faldo sendiri "kurang modal".
Bila maju secara independen Faldo dan PSI harus mengumpulkan dukungan suara 277.500 pendukung, hal ini bukan hal yang mudah terlebih PSI sebelumnya mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin habis-habisan.