Namun pada akhir 2018, beberapa program mulai banyak yang menghilang seperti Waktu Indonesia Timur (WIT), NET. 10, NET. 12, Tetangga Masa Gitu, hingga program talkshow and variety Sarah Sechan dan Pagi Pagi NET tidak lagi tayang.
Bahkan acara musik anak muda Breakout yang biasanya tayang pada sore hari itu harus pamit setelah mengalami beberapa kali perombakan konsep.
Semua program yang hilang tersebut digantikan dengan program NET Classic yang berisi FTV lawas di awal 2000an seperti Suami-Suami Takut Istri dan juga program film kartun yang sudah pernah tayang sebelumnya.
Ditambah dengan beberapa program baru namun mendapat sambutan yang negatif dari para penontonnya karena ada sentuhan "alay"-nya.
Tidak hanya program yang berubah, struktur kepemimpinan di NET juga berubah. Pada tahun ini Wishnutama yang sebelumnya sebagai CEO menjadi Komisaris Utama dari PT Net Visi Media. Dengan berubahnya CEO, berubah juga program-program yang ditawarkan oleh NET TV.
Dari program baru yang dikeluarkan oleh NET TV, tampaknya mereka sedang beradaptasi untuk menjangkau penonton yang baru, hal terlihat dari konten yang ditawarkan mulai dari konten mistis "Merinding", anak muda "IPOP" dan masih beberapa lainnya lagi.
Perubahan program dan masalah yang dialami oleh NET TV ini pun sepertinya mengerucut pada satu permasalahan utama: Uang. Tampaknya mereka kekurangan biaya untuk operasionalnya.
Pada pertengahan 2018 lalu, PT Net Visi Media menjual saham dan obligasi dengan target mencapai Rp 1 triliun.
Bagaimana tidak, untuk membuat program dengan konten yang berkualitas membutuhkan dana yang tidak kecil, belum lagi mereka harus bertarung dengan rating tv dari program-program yang diminati oleh masyarakat menengah ke bawah.
Ketika idealisme bertemu dengan realita, bagaimanapun juga yang namanya perusahaan membutuhkan pemasukan yang ideal. Usaha yang bergerak di bidang media dan pertelevisian akan mempertaruhkan pendapatan mereka pada iklan.