Hal ini tentunya bisa sangat berbahaya karena akan melumpuhkan daya berpikir kritis kita, dan keinginan untuk memilah berita, gambar, video untuk diresponin dengan lebih bijak akan menurun.
Bila zaman Kaskus dahulu dikenal dengan sebutan No Pic Hoax, bagi mereka yang memberitakan sesuatu tetapi tidak disertai dengan gambar akan dianggap hoax atau berita bohong.
Kemudian munculah Photoshop yang bisa merekayasa foto dengan tingkat kemiripan yang tinggi, sebut saja karya Agan Harahap yang juga sempat viral beberapa waktu yang lalu.
Setelah foto bisa direkayasa, beredar lagi anggapan No Vid Hoax, karena video dianggap sulit untuk dimanipulasi, gambar bergerak tersebut tentu akan sulit untuk diedit, tapi nyatanya sekarang menggunakan pencitraan CGI, wahana ekstrem Gyro Drop "palsu" pun sudah membuat jutaan orang termanipulasi.
Sampai kita benar-benar sadar bahwa untuk menyaring sesuatu itu harus dimulai dari diri sendiri, kemudian verifikasi dari beberapa sumber yang terpercaya, dan menahan diri untuk tidak menjadi orang yang terlalu responsif yang bisa meledak kapan saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H