Mohon tunggu...
Gigih Prayitno
Gigih Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Masih belajar agar dapat menulis dengan baik

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Prabowo "Kepleset Lidah" di "Final Battle" Singgung Presiden Sebelum Jokowi, Kader Demokrat Walk Out?

13 April 2019   23:37 Diperbarui: 14 April 2019   00:21 2612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo Subianto pada Debat kelima (Kompas)

Debat terakhir pemilihan presiden (Pilpres) 2019 yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Ballroom Hotel Sultan, Jakarta Pusat baru saja selesai.

Pada debat terakhir yang menjadi uji kompetensi para kandidat yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden dalam lima tahun kedepan ini bertemakan "ekonomi dan kesejahteraan sosial, keuangan dan investasi, serta perdagangan dan industri."

Namun pada satu kesempatan ternyata Prabowo melakukan "kepleset lidah" yang mengakibatkan beberapa orang terlihat melakukan walk out atau keluar dari lokasi debat.

Pada satu segmen calon presiden 02 Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa Indonesia secara ekonomi telah salah arah yang mengakibatkan terjadinya deindustrialisasi. Hal ini tentu menjadi kesalahan besar bangsa Indonesia yang sudah berjalan belasan hingga puluhan tahun silam.

Prabowo kemudian mengatakan salah arah ekonomi di Indonesia terjadi karena kesalahan presiden-presiden sebelum Jokowi menjabat, yang secara tidak langsung ada SBY di dalamnya.

"Saya terus terang saya tidak menyalahkan pak Jokowi. Ini masalah kesalahan kita sebagai bangsa dan sudah berjalan belasan hingga puluhan tahun lalu. Ini kesalahan besar presiden-presiden sebelum bapak. Kita semua harus bertanggung jawab. Benar itu pendapat saya," ucap Prabowo.


Hal ini tentu saja menyinggung para kader Demokrat yang notabene telah memutuskan satu kapal dengan Badan Pemenangan Nasional (BPN) dalam Pilpres 2019 kali ini.

Pernyataan Prabowo yang "menyalahkan" presiden sebelum Jokowi secara tidak langsung juga menyalahkan Susilo Bambang Yudhoyono yang pernah menjadi Presiden Republik Indonesia sebelum Jokowi memimpin selama dua periode.

Diberitakan dari CNN Indonesia dan Tirto, tak lama setelah Prabowo mengucapkan hal itu beberapa petinggi Partai Demokrat tampak meninggalkan lokasi debat bertepatan dengan waktu istirahat.

Walk out dari para kader Demokrat tersebut diawali oleh Wakil Ketua Partai Demokrat, Syarifuddin Hasan yang terlihat meninggalkan lokasi debat tanpa berkata satu patah kata apapun.

Setelah itu Ketua Divisi Bidang Advokasi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean juga tampak meninggalkan lokasi debat dengan alasan kelelahan.

Ketika ditanya wartawan perihal pernyataan Prabowo tersebut, Ferdinand menjawab tidak jelas. "Presiden California kali," ucapnya lagi.

Tak hanya Syarifuddin Hasan dan Ferdinand Hutahaean, Wakil Sekretaris Jendral Partai Demokrat, Rachland Nashidik pun terlihat "walk out" dari lokasi debat dengan dalih ingin mencari makan padahal panita penyelenggara debat sudah menyediakan makan untuk para tamu.

Tak lama setelah itu dalam cuitannya di Twitter, Rachland mempertanyakan mengapa Prabowo malah menyerang Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang tidak secara kebetulan menjadi presiden dua periode sebelum pemerintahan Joko Widodo, padahal Prabowo sedang tidak berdebat dengan SBY.

"Pak Prabowo sebenarnya sedang berdebat dengan siapa? Kenapa justru Pak SBY yang diserang?" kata Rachland.

Cuitan Rachland Nashidik
Cuitan Rachland Nashidik

Sementara itu, Komadan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono terlihat masih berada di lokasi debat tidak mengikuti para petinggi Demokrat lainnya yang melakukan "Walk Out"

Mendekati masa tenang kampanye dan beberapa hari sebelum pemilihan, ini bukan situasi yang baik untuk pasangan Prabowo-Sandiaga, karena hal ini tentu akan menjadi gorengan panas bagi para buzzer pendukung 01 di semua lini sosial media dan tentunya situasi ini tidak menguntungkan untuk BPN dengan Elektabilitas Prabowo-Sandi masih berada di bawah Jokowi-Ma'ruf Amin.

Perosoalan lainnya adalah saat ini masa kampanye sudah usai dan memasuki masa tenang, berarti kemungkinan BPN melakukan klarifikasi sudah tidak memungkinkan lagi.

Dengan keadaan kapal BPN yang tidak solid ini seperti dipaksa untuk berperang tanpa kesiapan yang utuh justru akan merugikan kapal BPN itu sendiri.

Padahal pada last minute ini Prabowo mendapatkan dukungan dari beberapa orang penting seperti Ustadz Abdul Somad, Gatot Nurmantyo, Ustadz Adi Hidayat, Dahlan Iskan dan baru hari ini Aa Gym juga menyatakan dukungannya kepada Prabowo-Sandiaga.

Namun, secara politis "salah ucap" dari Prabowo membuat satu lini di BPN (Demokrat) menjadi meragu dan melemah karena apa yang diucapkan oleh Prabowo itu sendiri, hal ini ditunjukkan dari kader Demokrat yang tersinggung dan melakukan "walk out."

Beberapa waktu kedepan tentu kita menunggu pernyataan dari Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Ketua Umum Demokrat yang sekarang berada di Singapura, untuk menyatakan bagaimana sikap politis dari Demokrat beserta kadernya. Sikap politis apakah Demokrat akan tetap mendukung atau memisahkan diri akan berpengaruh pada suara yang mengalir kepada pasangan Prabowo-Sandi.

Well, mendekati hari pencoblosan, situasi menjadi semakin seru dan memanas. Waktu-waktu penentuan akan segera tiba dalam beberapa hari lagi, segala kemungkinan bisa saja terjadi dan kita sebagai bangsa akan melihat bagaiman akhir dari semua keriuhan dan kericuhan yang terjadi lebih dari enam bulan terakhir karena pilpres ini.

Sumber

tirto.id

cnnindonesia.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun