Mohon tunggu...
Gigih Prayitno
Gigih Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Masih belajar agar dapat menulis dengan baik

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Deret Keriuhan di Dunia Maya Setelah Debat Kedua Usai, Netizen Kembali Bertikai

20 Februari 2019   15:49 Diperbarui: 20 Februari 2019   16:39 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun disisi yang lain, mendukung pernyataan Jokowi, sebagai calon pejabat publik, maka rakyat perlu tahu harta yang dimiliki oleh kedua pasang calon ini.

Tidak sampai di situ, karena hal ini lah beberapa nama yang memiliki HGU yang luas pun ikut terseret di arus media. Mereka adalah para pengusaha perkebunan sawit dan pertambangan batu bara.

Mulai dari Surya Paloh, Luhut Binsar Panjaitan, Hary Tanoesoedibjo, Erick Thohir, hingga Cawapres 02 Sandiaga Uno.

Dengan mencuatnya hal ini ke ranah publik, tentu saja membuat rakyat Indonesia lebih melek lagi baik terkait Hak Guna Usaha hingga orang-orang "besar" yang mempunyai tanah yang sangat luas.

4. Unicorn
Pada satu sesi Jokowi bertanya kepada Prabowo, infrastruktur apa yang akan dibangun untuk mengembangkan unicorn, Prabowo bertanya kembali apa itu unicorn.

Pertanyaan yang dilontarkan balik oleh Prabowo mengindikasikan dua hal, pertama Prabowo benar-benar tidak tahu apa itu unicorn, atau dirinya hendak memastikan agar presepsi antara Jokowi dan Prabowo sama.

Secara umum, unicorn merujuk pada dua definisi, pertama karakter kuda poni dengan tanduk di hidungnya atau sebuah startup dengan valuasi lebih dari 1 juta dolar.

Namun diksi yang digunakan oleh Prabowo sepertinya kurang tepat dan menjadi satu ejekan para pendukung lawannya.

"Unicorn? yang Online-online itu?" terdengar mempunyai kesan bahwa Prabowo tidak mengetahui istilah tersebut.

Unicorn seharusnya sudah menjadi istilah yang sangat familiar bagi mereka yang melek digital terlebih di Indonesia sudah mempunyai Startup dengan nilai valuasi lebih dari 1 juta dolar seperti Bukalapak, Tokopedia, GO-JEK dan Traveloka.

Bila dikaji lebih mendalam, sebenarnya Startup "Unicorn" di Indonesia mempunyai beberapa masalah seperti masalah ketenagakerjaan di Gojek hingga dugaan adanya monopoli harga tiket pesawat sebagai sebab menghilangnya Air Asia di aplikasi  Traveloka beberapa waktu yang lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun