Namun disisi yang lain, mendukung pernyataan Jokowi, sebagai calon pejabat publik, maka rakyat perlu tahu harta yang dimiliki oleh kedua pasang calon ini.
Tidak sampai di situ, karena hal ini lah beberapa nama yang memiliki HGU yang luas pun ikut terseret di arus media. Mereka adalah para pengusaha perkebunan sawit dan pertambangan batu bara.
Mulai dari Surya Paloh, Luhut Binsar Panjaitan, Hary Tanoesoedibjo, Erick Thohir, hingga Cawapres 02 Sandiaga Uno.
Dengan mencuatnya hal ini ke ranah publik, tentu saja membuat rakyat Indonesia lebih melek lagi baik terkait Hak Guna Usaha hingga orang-orang "besar" yang mempunyai tanah yang sangat luas.
4. Unicorn
Pada satu sesi Jokowi bertanya kepada Prabowo, infrastruktur apa yang akan dibangun untuk mengembangkan unicorn, Prabowo bertanya kembali apa itu unicorn.
Pertanyaan yang dilontarkan balik oleh Prabowo mengindikasikan dua hal, pertama Prabowo benar-benar tidak tahu apa itu unicorn, atau dirinya hendak memastikan agar presepsi antara Jokowi dan Prabowo sama.
Secara umum, unicorn merujuk pada dua definisi, pertama karakter kuda poni dengan tanduk di hidungnya atau sebuah startup dengan valuasi lebih dari 1 juta dolar.
Namun diksi yang digunakan oleh Prabowo sepertinya kurang tepat dan menjadi satu ejekan para pendukung lawannya.
"Unicorn? yang Online-online itu?" terdengar mempunyai kesan bahwa Prabowo tidak mengetahui istilah tersebut.
Unicorn seharusnya sudah menjadi istilah yang sangat familiar bagi mereka yang melek digital terlebih di Indonesia sudah mempunyai Startup dengan nilai valuasi lebih dari 1 juta dolar seperti Bukalapak, Tokopedia, GO-JEK dan Traveloka.
Bila dikaji lebih mendalam, sebenarnya Startup "Unicorn" di Indonesia mempunyai beberapa masalah seperti masalah ketenagakerjaan di Gojek hingga dugaan adanya monopoli harga tiket pesawat sebagai sebab menghilangnya Air Asia di aplikasi  Traveloka beberapa waktu yang lalu.