Dalam mengajar mahasiswa pada mata kuliah filsafat bisnis di Stiamak Barunawati, pembahasan ketuhanan juga saya kaji. “Lho bisnis kok mbahas ketuhanan? Jauh banget?” Namanya saja mata kuliah filsafat bisnis dimana ada perpaduan antara kajian filsafat dan bisnis. Sederhananya mengkaji prinsip-prinsip filosofis dalam bidang bisnis. Ketuhanan adalah salah satu aspek Yang saya masukkan. Karena saya ingin kegiatan bisnis memiliki nilai-nilai keluhuran yang bersumber dari hukum-hukum Tuhan yaitu prinsip-prinsip universal atau hukum-hukum keseimbangan yang tentu saja telah diciptakan oleh Tuhan. Agar mahasiswa memiliki worlview yang kokoh dan integral.
Tentu saja kajian ketuhanan tidak sebanyak dan semendalam porsinya seperti ketika saya menempuh s3 saya dan fokus di filsafat. Setidaknya saya kenalkan logika-logika dasar dan sederhana tentang bukti adanya Tuhan sehingga ada kemantapan dan menambah kekuatan dalam bertuhan. Sehingga ada kesadaran dan kemauan yang besar menggunakan prinsip-prinsip universal yang telah diciptakan oleh Tuhan dalam konteks bisnis. Berangkat dari situ dapat menumbuhkan mindset yang konstruktif dan menanamkan akhlak yang baik. Saya harapkan ada semangat menggali hukum-hukum kausalitas secara ilmiah yang dengan kata lain sebagai cikal bakal riset yang futristik. Prinsip yang saya selalu tekankan agar bisnis dapat selalu membaca perkembangan zaman dan adaptif. Akhlak yang baik juga modal penting dalam berbisnis untuk memberikan kemaslahatan bersama serta menghindari kerugian maupun bencana lainnya.
Permasalahan bisnis banyak berangkat dari paradigma filosofis yang keliru. Semisal Feodalisme maupun Liberalisme yang menjadikan manusia sebagai pusat dan Tuhan telah absen maka dengan rela hati melakukan eksploitasi bahkan persaingan yang menindas. Banyak perilaku bisnis yang dengan sadar berdampak negatif merusak lingkungan dan koruptif karena berpandangan pragmatisme-hedonisme dan tidak menyadari bahwa manusia bertugas untuk mengelola bumi atau sebagai wakil Tuhan. Masih banyak lagi contohnya. Itulah mengapa bisnis harus dimulai dari paradigma filosofis yang ilmiah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H