Mohon tunggu...
GIGI02
GIGI02 Mohon Tunggu... Penulis - Motorsports Enthusiast

Focusing just about Motorsports

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Niki Lauda

23 Mei 2019   20:31 Diperbarui: 23 Mei 2019   20:34 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Niki Lauda https://www.formula1.com 

Niki Lauda, nama yang sangat dikenal tidak hanya pada dunia F1 atau balapan pada khususnya namun dunia olahraga pada umumnya juga mengenal siapa itu Lauda. Dia adalah 3 kali juara dunia F1 dengan dua tim berbeda yaitu Ferrari dan Mclaren. Kehebatannya di lintasan balap dan bahkan persaingannya dengan James Hunt untuk perebutan gelar juara dunia tahun 1976 pun di katakan sebagai salah satu persaingan terhebat dalam sejarah F1. Tak salah memang ketika persaingan antara Lauda dan Hunt di tuangkan kedalam sebuah film dengan judul Rush pada tahun 2013 yang diperankan oleh Chris Hemsworth sebagai James Hunt dan Daniel Bruhl sebagai Niki Lauda.

Sayang Lauda harus meninggal pada tanggal 20 Mei yang lalu dikarenakan komplikasi penyakitnya. Lauda pada masa-masa akhir hidupnya memang didera berbagai penyakit dari sakit paru-paru yang mengharuskannya melakukan transplantasi organ paru-paru pada tahun 2018 lalu dan terakhir masuk rumah sakit karena menderita infeksi flu. Kehidupan Lauda adalah kehidupan yang penuh dengan motivasi, maka dari itu izinkan saya disini ingin mengenang kembali Niki Lauda dari awal, lalu persaingannya dengan Hunt, serta masa-masa akhir hidupnya yang ternyata punya peran penting untuk tim Mercedes saat ini.

Niki Lauda Kehidupan Awalnya

Lauda lahir dengan nama lengkap Andreas Nikolaus Lauda pada tanggal 22 Februari 1949 di kota Vienna Austria. Lauda terlahir di dalam keluarga kaya karena kakeknya adalah seorang pengusaha industri terkenal Hans Lauda. Niki Lauda dari kecil sudah diproyeksikan oleh keluarganya untuk bisa meneruskan usaha turun temurun ini, namun Lauda menolak karena ingin mengejar mimpinya sebagai seorang pembalap yang sangat tidak disetujui oleh keluarganya.

Karena penolakan Lauda menjadi penerus usaha, keluarganya pun enggan membiayai karir Lauda sebagai pembalap. Karena itu Lauda yang sedang bingung dikarenakan keterbatasan biaya untuk melanjutkan karir balapnya memutuskan untuk melakukan pinjaman 30 ribu poundsterling dijamin dengan polis asuransi jiwa. Duit itu dia gunakan untuk membeli satu kursi untuk balapan bersama tim March di ajang F2 tahun 1971. Kehebatan Lauda di puji saat itu oleh tim bos March Robin Herd, dan langsung memberi dia promosi untuk naik ke ajang F1 masih bersama tim March pada tahun 1972.

Niki Lauda di GP Monaco tahun 1972 https://www.formula1.com 
Niki Lauda di GP Monaco tahun 1972 https://www.formula1.com 
Namun sayang mobil March pada tahun itu bisa dibilang mobil yang tidak bagus. Bahkan pada GP Canada tim March yang menurunkan dua mobil saat itu Ronnie Peterson dan Niki Lauda harus terdiskualifikasi dua-duanya karena dianggap terlalu lambat didalam lintasan balap. Karena itulah Lauda pada tahun 1973 memutuskan untuk kembali meminjam uang di bank untuk dapat membeli kursi tim BRM. Beruntungnya Lauda bisa langsung cocok dengan mobil BRM dan mengeluarkan kecepatan yang sebenarnya.

Kembali Lauda kurang beruntung ketika tim BRM juga sedang mengalami penurunan dari segi performa mobil dan finansial tim mereka. Ketika rekan tim Lauda di BRM Clay Regazzoni bergabung dengan Ferrari untuk tahun 1974, pemilik Ferrari saat itu Enzo Ferrari menanyakan pendapat Regazzoni tentang Lauda. Regazzoni pun mengatakan sanjungan-sanjungan yang tinggi untuk Lauda yang membuat Enzo langsung merekrut Lauda ke Ferrari untuk tahun 1974 dan sekaligus membayar segala utang-utang Lauda di Bank.

Lauda dan Juara Dunia Pertamanya dengan Ferrari

Ketika Lauda bergabung ke tim Ferrari pada tahun 1974 bisa dibilang sebagai waktu yang tepat untuk Lauda dan juga tim Ferrari. Pasalnya Ferrari sendiri juga dalam masa-masa membangun kembali kejayaannya setelah dari tahun 1970 hingga tahun 1973 menjadi tahun-tahun yang gagal bagi Ferrari. Kebangkitannya sudah mulai terlihat ketika Lauda berhasil finish di posisi kedua di seri pertama di GP Argentina. Setelah itu Lauda semakin menancapkan pedal gasnya untuk dapat meraih kemenangan pertamanya di F1 pada GP Spanyol, dan itu juga menghantarkan kemenangan pertama Ferrari setelah terakhir di raih pada tahun 1972.

Lauda dan Ferrari pada tahun 1974 adalah kombinasi yang kuat hingga mengantarkan 6 pole position untuk nama mereka. Tapi sayang rentetan masalah pada mesin dan kesalahan-kesalahan yang dilakukan Lauda yang saat itu dinilai kurang berpengalaman menjadi faktor utama mereka gagal meraih gelar juara dan hanya bisa bertengger di posisi keempat klasemen dengan raihan dua kemenangan yang terakhir didapatkan di GP Belanda.

Niki Lauda bersama Ferrari di GP Nurburgring tahun 1975 https://www.formula1.com 
Niki Lauda bersama Ferrari di GP Nurburgring tahun 1975 https://www.formula1.com 
Niki Lauda memulai tahun 1975 dengan tidak terlalu bagus karena hanya mampu finish terbaik di posisi 5 dalam 4 balapan pembuka. Namun setelah itu dengan bantuan mobil baru yang dikeluarkan Ferrari, Lauda berhasil tancap gas dengan memenangkan 4 dari 5 balapan selanjutnya. Lauda akhirnya memenangkan gelar juara dunia F1 tahun 1975 di tempat tuan rumah Ferrari GP Italia dengan finish di posisi ketiga. Di GP itu juga lah Ferrari memastikan gelar juara dunia tim ketika rekan setim Lauda Clay Regazzoni berhasil memenangkan balapan. Itu merupakan gelar juara dunia tim yang ke 3 setelah terakhir Ferrari mendapatkannya 11 tahun yang lalu.

Lauda Vs Hunt serta Kecelakaan yang Hampir Merenggut Nyawanya

Tahun 1976 untuk Lauda merupakan tahun yang penuh dengan drama untuk kehidupannya. Sebenarnya tahun itu dimulai dengan mulus dengan Lauda memenangkan 4 balapan dan 2 kali posisi kedua dalam 6 balapan pertama. Kemenangan yang di raih Lauda ini membuat dia "berlari" jauh meninggalkan rival terdekatnya James Hunt dan Jody Scheckter dalam raihan poin di klasemen pembalap dan Lauda di prediksi akan meraih gelar juara dunia keduanya dengan mudah pada tahun 76 itu.

Tak disangka Niki Lauda pada GP Jerman di sirkuit legendaris Nurburgring Nordschleife yang mempunyai panjang lebih dari 22,84km itu mengalami kecelakaan hebat. Pada lap ke 2 di tikungan kiri sebelum tikungan bergwerk, mobil Lauda kehilangan kendali dan menabrak tembok pembatas dan terbakar hebat. Karena kecelakaan itu Lauda menderita luka bakar parah di kepala dan wajahnya, dan patah pada pergelangan tangan dan cedera dibagian punggungnya. Lauda diperkirakaan akan absen dari sisa balapan di tahun 1976. 

Niki Lauda bersama mobilnya yang terbakar https://www.formula1.com 
Niki Lauda bersama mobilnya yang terbakar https://www.formula1.com 
Namun hebatnya Lauda dengan luka bakar masih terlihat jelas dan dibalut perban dengan noda darahnya muncul pada GP Monza dan menyatakan akan mengikuti balapan minggu itu. Itu hanya berjarak 6 minggu dari kecalakaan yang membuat dia koma bahkan mungkin akan mempertanyakan apakah Lauda bisa kembali membalap atau tidak. Tapi lebih hebatnnya lagi membalap dengan keadaan seperti itu, Lauda masih bisa untuk finish di posisi ke 4. 

Akibat dari kecelakaan yang dialami Lauda dan tidak bisa mengikuti dua balapan, poin di klasemen pembalap pun semakin dekat antara posisi pertama dan posisi kedua. Yang melancarkan "serangan" ketika Lauda absen adalah James Hunt. Hunt berhasil memangkas jarak poin dengan kemenangannya ketika Lauda absen. Dengan dua kemenangan di GP Canada dan GP Amerika, Hunt memasuki seri terakhir di GP Jepang hanya berjarak 3 poin dari Lauda yang masih memimpin klasemen pembalap saat itu.

GP Jepang 1976, balapan berjalan dengan keadaan sangat basah dikarenakan hujan deras yang melanda Jepang hari itu. Lauda menempati posisi ketiga saat start dan Hunt menempati posisi kedua. Niki Lauda hanya membutuhkan finish tepat dibelakang Hunt untuk bisa meraih gelar juara dunia. Tapi itu semua sirna ketika di lap kedua Lauda masuk ke pit dan keluar dari mobilnya dan mengatakan kepada timnya kalau dia tidak akan melanjutkan balapan GP Jepang saat itu karena faktor keselamatan. Keputusan yang luar biasa oleh Niki Lauda di tengah perebutan gelar juara dunianya.

Niki Lauda dan James Hunt https://www.formula1.com 
Niki Lauda dan James Hunt https://www.formula1.com 
Itu membuat Hunt hanya perlu finish di posisi ketiga untuk dapat merengkuh gelar juara dunia, dan benar saja James Hunt berhasil finish ketiga setelah dia mengalami masalah pada bannya saat sedang memimpin dan membuat dia harus berjuang kembali dari posisi kelima dengan beberapa lap saja tersisa. Hunt berhasil mengalahkan Lauda dengan jarak poin hanya satu saat itu.

Juara Dunia Kedua Lauda Dengan Ferrari

Sebenarnya Lauda pada tahun 1977 mempunyai hasil yang baik walaupun tidak sangat cepat, tapi Lauda bisa konsisten dengan finish di podium atau poin dan menghantarkannya merengguh gelar juara dunia keduanya bersama Ferrari. Namun cerita yang lebih seru terjadi dibalik layar antara Ferrari dan Lauda itu sendiri. Lauda sebelumnya mempunyai hubungan kerja yang baik dengan Ferrari, namun dikarenakan ulah Lauda yang tidak melanjutkan balapan GP Jepang tahun lalu membuat Ferrari mulai kecewa dengan Lauda. 

Niki Lauda merayakan kemenangannya di GP Afrika Selatan 1977 https://www.formula1.com 
Niki Lauda merayakan kemenangannya di GP Afrika Selatan 1977 https://www.formula1.com 

Retaknya hubungan itu diperparah ketika Ferrari menunjuk Carlos Reutemann sebagai pembalap kedua Ferrari tahun itu, padahal Lauda sendiri tidak suka dengan Reutemann. Masalah ini makin menjadi ketika Ferrari menunjuk Gilles Villenueve yang saat itu masih belum diketahui orang-orang sebagai pembalap ketiga mereka. Karena penunjukan ini, Lauda setelah dia memenangkan gelar juara dunianya di GP Amerika memutuskan untuk menyudahi kontraknya dengan Ferrari tahun itu padahal serinya masih menyisahkan dua gelaran seri lagi.

Pensiun Yang Pertama

Lauda memutuskan untuk bergabung dengan Brabham yang saat itu dinahkodai oleh Bernie Ecclestone untuk 2 tahun dengan gaji sebesar 1 juta dollar. Namun sayang dengan mobil yang tidak cukup cepat dan sering mengalami masalah teknis, Lauda pada tahun 1978 hanya berhasil menempati posisi ke 4 di klasemen pembalap dengan penampilan menonjol ditunjukan pada saat GP Swedia ketika mobil tim Brabham memakai part yang dianggap ilegal dan berhasil memenangkan balapan.

Tahun 1979 menjadi tahun terburuk Lauda. Mobil yang memang masih belum cukup cepat bahkan masalah teknisnya itu lebih banyak membuat Lauda pada tahun itu harus puas hanya menduduki posisi ke 14 klasemen sementara pembalap dengan 4 poin saja raihannya. Hasil ini membuat Lauda mengambil keputusan untuk pensiun dengan alasan Lauda sudah muak untuk mengendarai mobil hanya berkeliling saja.

Niki Lauda bersama Brabham tahun 1979 https://www.formula1.com 
Niki Lauda bersama Brabham tahun 1979 https://www.formula1.com 

Lauda yang memang mempunyai jiwa pengusaha di darahnya ini membuat sebuah perusahaan penerbangan dengan nama Lauda Air yang dia kembangkan sendiri. Dengan pensiunnya dia, Lauda bisa fokus penuh untuk memajukan usaha penerbangannya ini di negara asalnya Austria.

Comeback dan Juara Dunia Ketiganya dengan Mclaren

Tiga tahun telah berlalu dari Lauda menyatakan bahwa dia pensiun, namun hasratnya untuk membalap masih ada dan sangat kencang. Dia meraasa masih bisa melakukannya. Lauda akhirnya bergabung dengan Mclaren dengan gaji sebesar 3 juta dollar setelah dia melakukan serangkaian tes yang berhasil bersama tim Woking tersebut. Namun dia masih harus membuktikan dirinya bisa kepada sponsor Mclaren saat itu, Marlboro. Dan dia benar-benar menunjukannya ketika dia berhasil memenangkan GP Afrika Selatan yang saat itu adalah seri ketiga dan menorehkan kemenangan keduanya di  GP Inggris. Dengan torehan tersebut, pada comebacknya dari pensiun Lauda berhasil menduduki posisi ke 5 klasemen pembalap tahun 1982.

Untuk tim Mclaren tahun 1983 adalah tahun transisi, dimana mereka berganti mesin dari Cosworth kepada Porsche. Pergantian tersebut memberikan efek untuk tim Mclaren dengan gagalnya mereka untuk memperlihatkan kecepatan mereka dengan Lauda hanya bisa menorehkan dua podiumm dan posisi terbaiknya adalah posisi kedua. Torehan tersebut membuat Lauda hanya bertengger pada posisi ke 10 klasemen pembalap tahun 1983.

Niki Lauda merayakan gelar juara dunia ketiganya di podium bersama Alain Prost tahun 1984 https://www.formula1.com 
Niki Lauda merayakan gelar juara dunia ketiganya di podium bersama Alain Prost tahun 1984 https://www.formula1.com 
Usaha Mclaren dan ide dari Lauda untuk mengorbankan tahun 1983 dengan banyak melakukan testing demi persiapan menuju tahun 1984 ternyata membuahkan hasil manis. Lauda berhasil memenangkan gelar juara dunia ketiga dan terakhirnya mengalahkan rekan setimnya yang lebih cepat dan lebih muda Alain Prost. Lauda sebenarnya tidak mau mempunyai rekan satu tim Prost, karena dia tau kalau Prost lebih muda dan lebih cepat. Namun karena motivasi untuk mengalahkan Prost lah yang membuat Lauda berhasil mengalahkannya. Prost memenangkan 7 balapan sedangkan Lauda hanya 5 balapan namun konsistensi Lauda lah yang menjadi kunci kesuksesan Lauda pada musim itu. jarak poin antara Prost dan Lauda hanya 0,5 poin saja, terdekat sepanjang sejarah F1.

Pensiun yang Kedua

Niki Lauda kembali memutuskan pensiun pada tahun 1985 setelah kembali dia mendapatkan musim yang kurang baik. Tahun 1985 Lauda hanya berhasil menempati posisi ke 10 klasemen pembalap dengan 1 kemenangan dan dua kali mendapatkan poin. Hal itu membuat Lauda merasa tak punya lagi hal apa-apa untuk ditunjukan karena dia pada tahun 1984 sudah menunjukannya dan dia telah puas. Maka dari itu pada tahun 1985 Niki Lauda memutuskan untuk pensiun di dunia F1.

Kehidupan di luar Balapan

Kehidupan Niki Lauda di luar balapan adalah kehidupan yang penuh dengan namanya management. Lauda adalah seorang pengusaha penerbangan terkemuka di Austria dan eropa. Dia mendirikan Lauda Air pada tahun 1978, lalu Niki pada tahun 2003, dan terakhir pada tahun 2016 dia mendirikan Laudamotion.

 Perusahaan penerbangan Laudamotion yang dimiliki oleh Niki Lauda https://www.formula1.com 
 Perusahaan penerbangan Laudamotion yang dimiliki oleh Niki Lauda https://www.formula1.com 

Niki Lauda juga menjabat sebagai konsultan untuk tim Ferrari dari tahun 1993 sampai 2000, lalu dia menjabat sebagai tim principal Jaguar F1 Team pada tahun 2001 hingga 2002. Terakhir Lauda ditunjuk sebagai ketua non-eksekutif di tim F1 Mercedes pada tahun 2012 bahkan ikut andil dalam menegosiasi Lewis Hamilton untuk bergabung ke tim Mercedes untuk tahun 2013 dan menjadi faktor penting kejayaan Mercedes di F1 saat ini.

Terimakasih Niki Lauda. Jagat F1 akan selalu mengenangmu sebagai salah satu yang terhebat yang pernah berlaga di lintasan jet darat ini.

Selamat jalan Niki Lauda https://www.formula1.com 
Selamat jalan Niki Lauda https://www.formula1.com 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun