Mohon tunggu...
GIGI02
GIGI02 Mohon Tunggu... Penulis - Motorsports Enthusiast

Focusing just about Motorsports

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Niki Lauda

23 Mei 2019   20:31 Diperbarui: 23 Mei 2019   20:34 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Niki Lauda bersama mobilnya yang terbakar https://www.formula1.com 

Niki Lauda bersama mobilnya yang terbakar https://www.formula1.com 
Niki Lauda bersama mobilnya yang terbakar https://www.formula1.com 
Namun hebatnya Lauda dengan luka bakar masih terlihat jelas dan dibalut perban dengan noda darahnya muncul pada GP Monza dan menyatakan akan mengikuti balapan minggu itu. Itu hanya berjarak 6 minggu dari kecalakaan yang membuat dia koma bahkan mungkin akan mempertanyakan apakah Lauda bisa kembali membalap atau tidak. Tapi lebih hebatnnya lagi membalap dengan keadaan seperti itu, Lauda masih bisa untuk finish di posisi ke 4. 

Akibat dari kecelakaan yang dialami Lauda dan tidak bisa mengikuti dua balapan, poin di klasemen pembalap pun semakin dekat antara posisi pertama dan posisi kedua. Yang melancarkan "serangan" ketika Lauda absen adalah James Hunt. Hunt berhasil memangkas jarak poin dengan kemenangannya ketika Lauda absen. Dengan dua kemenangan di GP Canada dan GP Amerika, Hunt memasuki seri terakhir di GP Jepang hanya berjarak 3 poin dari Lauda yang masih memimpin klasemen pembalap saat itu.

GP Jepang 1976, balapan berjalan dengan keadaan sangat basah dikarenakan hujan deras yang melanda Jepang hari itu. Lauda menempati posisi ketiga saat start dan Hunt menempati posisi kedua. Niki Lauda hanya membutuhkan finish tepat dibelakang Hunt untuk bisa meraih gelar juara dunia. Tapi itu semua sirna ketika di lap kedua Lauda masuk ke pit dan keluar dari mobilnya dan mengatakan kepada timnya kalau dia tidak akan melanjutkan balapan GP Jepang saat itu karena faktor keselamatan. Keputusan yang luar biasa oleh Niki Lauda di tengah perebutan gelar juara dunianya.

Niki Lauda dan James Hunt https://www.formula1.com 
Niki Lauda dan James Hunt https://www.formula1.com 
Itu membuat Hunt hanya perlu finish di posisi ketiga untuk dapat merengkuh gelar juara dunia, dan benar saja James Hunt berhasil finish ketiga setelah dia mengalami masalah pada bannya saat sedang memimpin dan membuat dia harus berjuang kembali dari posisi kelima dengan beberapa lap saja tersisa. Hunt berhasil mengalahkan Lauda dengan jarak poin hanya satu saat itu.

Juara Dunia Kedua Lauda Dengan Ferrari

Sebenarnya Lauda pada tahun 1977 mempunyai hasil yang baik walaupun tidak sangat cepat, tapi Lauda bisa konsisten dengan finish di podium atau poin dan menghantarkannya merengguh gelar juara dunia keduanya bersama Ferrari. Namun cerita yang lebih seru terjadi dibalik layar antara Ferrari dan Lauda itu sendiri. Lauda sebelumnya mempunyai hubungan kerja yang baik dengan Ferrari, namun dikarenakan ulah Lauda yang tidak melanjutkan balapan GP Jepang tahun lalu membuat Ferrari mulai kecewa dengan Lauda. 

Niki Lauda merayakan kemenangannya di GP Afrika Selatan 1977 https://www.formula1.com 
Niki Lauda merayakan kemenangannya di GP Afrika Selatan 1977 https://www.formula1.com 

Retaknya hubungan itu diperparah ketika Ferrari menunjuk Carlos Reutemann sebagai pembalap kedua Ferrari tahun itu, padahal Lauda sendiri tidak suka dengan Reutemann. Masalah ini makin menjadi ketika Ferrari menunjuk Gilles Villenueve yang saat itu masih belum diketahui orang-orang sebagai pembalap ketiga mereka. Karena penunjukan ini, Lauda setelah dia memenangkan gelar juara dunianya di GP Amerika memutuskan untuk menyudahi kontraknya dengan Ferrari tahun itu padahal serinya masih menyisahkan dua gelaran seri lagi.

Pensiun Yang Pertama

Lauda memutuskan untuk bergabung dengan Brabham yang saat itu dinahkodai oleh Bernie Ecclestone untuk 2 tahun dengan gaji sebesar 1 juta dollar. Namun sayang dengan mobil yang tidak cukup cepat dan sering mengalami masalah teknis, Lauda pada tahun 1978 hanya berhasil menempati posisi ke 4 di klasemen pembalap dengan penampilan menonjol ditunjukan pada saat GP Swedia ketika mobil tim Brabham memakai part yang dianggap ilegal dan berhasil memenangkan balapan.

Tahun 1979 menjadi tahun terburuk Lauda. Mobil yang memang masih belum cukup cepat bahkan masalah teknisnya itu lebih banyak membuat Lauda pada tahun itu harus puas hanya menduduki posisi ke 14 klasemen sementara pembalap dengan 4 poin saja raihannya. Hasil ini membuat Lauda mengambil keputusan untuk pensiun dengan alasan Lauda sudah muak untuk mengendarai mobil hanya berkeliling saja.

Niki Lauda bersama Brabham tahun 1979 https://www.formula1.com 
Niki Lauda bersama Brabham tahun 1979 https://www.formula1.com 

Lauda yang memang mempunyai jiwa pengusaha di darahnya ini membuat sebuah perusahaan penerbangan dengan nama Lauda Air yang dia kembangkan sendiri. Dengan pensiunnya dia, Lauda bisa fokus penuh untuk memajukan usaha penerbangannya ini di negara asalnya Austria.

Comeback dan Juara Dunia Ketiganya dengan Mclaren

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun