Mohon tunggu...
GIGI02
GIGI02 Mohon Tunggu... Penulis - Motorsports Enthusiast

Focusing just about Motorsports

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Ayrton Senna

6 Mei 2019   21:03 Diperbarui: 6 Mei 2019   21:14 1270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ayrton Senna bersama Lotus ketika memenangkan GP Portugal 1985

Tahun 1994 merupakan tahun yang penuh dengan tekanan untuk Senna sebenarnya. Tekanan itu mulai terlihat saat sesi tes resmi F1 ketika tim Benetton yang dikendarai Michael Schumacher diketahui mempunyai mobil yang sama cepatnya dengan Williamsnya Senna. Berbeda dengan dua musim sebelumnya ketika tim Williams benar benar merajai dengan meninggalkan jauh para pesaingnya. 

Perlu diingat juga untuk tahun 94 ini semua perangkat pembantu seperti aktif suspensi dan kontrol traksi telah dilarang dan hasil itu membuat mobil Williams yang menurut Senna sangat sulit diprediksi dan tidak bisa diberi tekanan untuk melaju lebih cepat. Senna sendiri mengatakan bahwa musim 94 akan menjadi musim yang banyak kecelakaannya dan dia akan merasa sangat beruntung jika kecelakaan tersebut tidak menghasilkan sesuatu yang buruk.

Ayrton Senna bersama Williams di tahun 1994
Ayrton Senna bersama Williams di tahun 1994
Senna dalam dua balapan pertama dengan Williams gagal menyelesaikan balapan dikarenakan serangkaian keselahan dan kecelakaan yang terjadi, sedangkan rivalnya saat itu Schumacher berhasil memenangkan kedua balapan tersebut dan membuat jarak di papan klasemen pembalap sementara antara Schumacher dan Senna berjarak sudah 20 poin. Ini adalah awalan musim terburuk Senna sepanjang karirnya di dunia F1 dengan tidak satu balapan pun meraih poin.

Untuk tahun 1994 ini, seri ketiganya berlangsung di lintasan Autodromo Enzo E Dino Ferrari yang berada di Imola Italia. Senna menyatakan bahwa musim 94nya dimulai disini di Imola, berlangsung 14 seri bukan 16 seri. Dan Williams juga telah menyiapkan paket mobil terbaru yang sudah di modifikasi dari dua balapan sebelumnya. Namun siapa sangka seri ini akan menjadi seri dan minggu terkelam F1 sepanjang masa.

Dimulai oleh Rubens Barrichello yang saat itu adalah pembalap muda bertalenta asal Brazil mengalami kecelakaan parah di tikungan Variante Alta pada sesi kualifikasi hari jumat. Senna yang melihat kejadian itu langsung bergegas ketempat dimana Rubens dirawat, dan beruntungnya Rubens tidak mengalami cedera yang parah dan hanya memar ditangan dan sobek di bibirnya.

Rubens Barrichello mengalami kecelakaan parah di GP Imola 1994
Rubens Barrichello mengalami kecelakaan parah di GP Imola 1994
Lalu pada hari sabtu di sesi kualifikasi kembali pembalap muda Roland Ratzenberger yang kali ini berasal dari Austria mengalami kecelakaan fatal di tikungan Villenueve menuju ke Tosa. 

Saat itu mobil Ratzenberger membentur tembok secara langsung dari depan dengan kecepatan lebih dari 250 kmh. Impact yang dihasilkan begitu keras sehingga menyebabkan Ratzenberger meninggal seketika karena cedera yang dia derita dikepalanya. Senna saat melihat kejadian tersebut sama seperti kejadian dengan Rubens langsung pergi ketempat perawatannya Ratzenberger. 

Di tempat itu Senna bertemu dengan Dr Sid Watkins yang adalah dokter resmi dari F1 dan teman baik Senna dan Dr. Sid Watkins menyarankan ke Senna agar segeralah pensiun dan pergi memancing dengan dia. Namun Senna menolak dengan menyatakan bahwa dia tidak bisa pensiun saat ini.

Roland Ratzenberger mengalami kecelakaan fatal yang merenggut nyawanya di GP Imola 1994
Roland Ratzenberger mengalami kecelakaan fatal yang merenggut nyawanya di GP Imola 1994
Senna pada sesi kualifikasi berada di posisi pertama, mengalahkan Schumacher yang berada di posisi kedua dengan jarak 0,3 detik. Senna mengawali balapan dengan sangat baik dengan berhasil tetap berada di depan Schumacher. Kecelakaan terjadi dibelakang mereka dan mengharuskan keluarnnya safety car. 

Beberapa lap setelahnya akhirnya balapan kembali dimulai dengan Senna memimpin dan Schumacher dibelakangnya. Lalu terjadilah kecelakaan itu. Mobil Williams yang dikemudikan Senna kehilangan kendali dan langsung berhadap-hadapan menabrak tembok pembatas di tikungan tamburello dengan kecepatan 190 Kmh. Balapan pun dihentikan sementara dan Dr. Sid Watkins langsung bergegas menuju ke lokasi kejadian.

Dr. Sid Watkins mengatakan dalam sebuah interview bahwa sesaat setelah Senna telah di keluarkan dari mobilnya dan dibaringkan untuk pertolongan pertama, dia melihat Senna seperti mengambil nafas terakhirnya lalu menghembuskannya secara perlahan. Lalu ketika dia melihat pupil mata Senna, Dr. Sid sudah mengetahui bahwa Senna pada saat itu sudah tidak ada. Senna kemudian dinyatakan secara resmi meninggal dunia pada sore harinya di rumah sakit Bologna's Maggiore Hospital.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun