Mohon tunggu...
Giffari Muslih
Giffari Muslih Mohon Tunggu... Guru - Man Jadda Wajada

Teacher, Writer and Design engineer

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Mimpi Seorang Pedagang Bakso Keliling Cilik

28 April 2020   09:15 Diperbarui: 28 April 2020   09:29 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumen Pribadi

"Dek, beli basoo," suara dari perempuan di depan rumah itu membuat Puput berbalik arah dan menghampiri perempuan tersebut. Dengan tangan kecil nan polos, cekatan sekali membuat baso campur yang akan disajikan kepada sang pembeli tersebut. Alhasil banyak warga termasuk teman-temannya senang membeli basonya karena racikannya yang enak. 

Akan tetapi, tak sedikit pula teman sebaya Puput yang suka mem-bully Puput lantaran berdagang Baso dan jarang bermain dengan temannya. Tetapi, Puput menghiraukan hal tersebut, demi selembar seribu duaribu bisa ia terima dari hasil berjualan untuk membantu amaknya. 

Setelah lama berkeliling dan hari sudah mulai gelap, Puput kembali ke rumag tetangganya yang membuat Baso tadi, dan diserahkan uang hasil jerih payahnya. 20 ribu telah ia berhasil kumpulkan dan diserahkan kepada tetangganya itu, dan tetangganya itu memberikan uang hasi jerih payah berdagang sebesar 5 ribu rupiah. Dengan wajah yang lelah dan polos, Puput menerima uang tersebut.

"Alhamdulillah," syukur Puput memberikan rasa kesenangan tersendiri, karena dia bisa memberikan uang kepada amaknya, membeli beras untuk makan hari ini. Dengan berlari kecil, menuju rumahnya. Sesampai di rumahnya langsung bertemu dengan amak dan Bagas, lalu memberikan uang 5 ribu hasil berdagang baso kepada amaknya. 

"Bu, ini uang 5 ribu buat beli beras," amaknya pun menangis dengan tersedu-sedu melihat anaknya berjuang keras membantu sang amak dalam memutar perekonomian keluarganya. Sebenarnya, bapaknya Puput sudah lama meninggal karena kecelakaan setahun yang lalu. Sehingga amaknya lah yang sekarang berjuang untuk biaya hidup Puput dan Bagas. 

Amaknya bersyukur kepada Allah SWT, karena diberikan anak-anaknya yang suka membantu dan memahami kondisi keluarga kecilnya. Semoga keluarga kecil ini menjadi keluarga yang menginspirasi kita semua dan cita-cita Puput menjadi seorang Menteri Sosial terkabul di kemudain hari. Aamiin. 

Karya: Giffari Muslih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun