Dan memang tak selamanya angin mengumpat
Sampai badai pun datang dan engkau menarikku perlahan
Aku berlari bersamamu, berlindung di bawah sebuah dahan
Sia-sia sebab tanganmu kau lepaskan
Terbawa lah kau ke pusaran
Aku tertinggalÂ
Merenung, terpaku dengan tangan terkepal
Rupanya badai minta tumbal
Agar berhenti menghabisi tebing karang tempat semuanya berawal
Kau pergi agar aku bisa mengenang
Yang indah, yang kekal, yang membuat tertawa senang
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!