"Hahaha.. boleh..boleh. Tapi jangan diulang ya. Setiap kalian memperagakan tokoh yang berbeda."
"Oke!" jawab para emprit serempak.
"Kami mulai, yaa," kata emprit gendut sambil bersiap. Ia berbalik membelakangi Remi, merapikan bulu kepalanya, lalu berbalik menghadap Remi.
Remi terkesiap. Ia melihat si burung itu seperti memakai peci. Hitam. Kini ia fokus mengamati.
"Hmm.. yiaw..karna kita semangkin lama semangkin..."
"Pak Harto!" pekik Remi. Suara seperti itu sudah sering didengarnya. Gestur si emprit juga mendukung tebakannya. Tapi...
"SALAH!" para emprit berucap serempak sembari cekikikan.
"Lho, kok bisa salah?" Remi protes.
"Bukan Pak Harto,"kata si emprit gendut.
"Lalu...?"
"Butet Kertarajasa!" kata si emprit tergelak.