Mohon tunggu...
Giens
Giens Mohon Tunggu... Penulis - freelancer

I like reading, thinking, and writing.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Solusi Adat "Bang-bang Tut" dalam Perspektif Anak TK

16 Juni 2019   10:04 Diperbarui: 16 Juni 2019   10:10 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oke, itu soal orang yang menuduh orang lain kentut. Bagaimana soal orang yang menuduh orang lain curang? Kita perlu sedikit memodifikasi lirik lagu ritual adatnya. Judulnya juga. Jadi "Mbang-Mbang Rang".

Mbang-Mbang Rang cendhela wowo..
Sapa wani curang ditembak raja tuwo.. dst.. sampai .. wetenge mbledhoz.

Namun, pelakunya bukan orang yang tertunjuk saat kata "mbledhoz" dikumandangkan. Itu tipuan penyesatan yang sudah lama diketahui umum dan hanya anak-anak bebal yang masih meyakininya. 

Kalau merujuk statemen guru saya yang dalam hal ini merupakan ahli politik anak-anak TK, pelaku kecurangannya adalah yang paling berisik menuduh curang. 

Tentu sangat mudah sekali menebaknya. Karena pelakunya pasti akan memamerkan tuduhannya ke mana-mana. Tidak perlu pake Mbang-Mbang segala untuk mendeteksinya. Buang-buang waktu saja.

 --
bengi = malam
cendhela = jendela
mbledhoz = meletus dan langsung kempes
mbukak = membuka
tuwo = tua
wani = berani
weteng = perut

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun