Mohon tunggu...
Giens
Giens Mohon Tunggu... Penulis - freelancer

I like reading, thinking, and writing.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bingkisan Senilai Gocap

4 Juli 2016   06:48 Diperbarui: 4 Juli 2016   07:42 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Markemis kesal. Perlahan ia bangkit berdiri dari kursi rodanya setelah sebelumnya mendorong paksa istrinya yang semula paling berat membebani tubuhnya di atas kursi roda.

"Sebentar… sana dulu, lah!" katanya.

Maka kerumunan pun merenggang. Kesedihan keluarga pun urung kembali berkumandang. Berganti cikal bakal keceriaan.

"Aku lapar!" kata Markemis.

Maka berlombalah anak, istri, dan menantunya ke belakang mencarikan makanan. Benar-benar kegembiraan yang tak terkatakan. Markemis sembuh dari kelumpuhan, sekaligus terbebas dari derita kehilangan nafsu makan.

Panoramik tidak berbohong dengan ucapannya. Ia memang mematok tarif minimal dan maksimal 50.000 rupiah untuk setiap terapi yang dilakukan pada pasiennya. Ongkos itu ia wajibkan pada semua pasiennya, apapun keadaan dan alasannya. Panoramik ingin semua orang menghargai kesehatan mereka, minimal seharga biaya makan enak sehari di desa. Tarif itu dia gratiskan pada Markemis beberapa saat lalu.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun